Judul di atas bisa berarti kita akan membicarakan kembali tentang Baduy. Atau kembali menengok Baduy.
Bisa juga ajakan untuk suku Baduy itu sendiri agar kembali kepada khitah mereka sebagai suku yang setia menjaga tradisi dan setia memelihara rumah moral mereka yang berwujud kejujuran, kebersahajaan, dan penghormatan kepada alam semesta serta kepada sesama.
Itulah rumah untuk kita pulang, ketika kita telah kebingungan dan tersesat di rimba raya modernitas yang dipenuhi tipu daya.
Apapun terjemahannya, rasanya kita memang perlu untuk kembali lagi berkunjung dan membicarakan Baduy sebagai sebuah entitas. Rasanya suku Baduy juga perlu untuk kembali, menengok akar pu'un mereka yang bernama tradisi yang berisi nilai-nilai kebajikan.
Substansi kebudayaan adalah perubahan itu sendiri, selaras dengan kodrat manusia yang terus bergerak untuk memenuhi hajat hidupnya.
Demikian juga yang sedang berlangsung pada Suku Baduy. Suku yang tinggal di Pegunungan Kendeng ini juga terus bergerak untuk mempertahankan kehidupan mereka.
Sebagai mahluk sosial, tentulah mereka bersinggungan dengan manusia lain di luar kelompok mereka dengan segala konsekuensinya yang melahirkan perubahan demi perubahan pada kebiasaan mereka, tata cara mereka, hingga tradisi mereka.
Tentu kita tak akan membiarkan semua perubahan itu akan membawa kerusakan yang berujung pada lenyapnya sebuah entitas bernama Baduy.
Terlampau mahal harga yang harus kita bayar ketika membiarkan Baduy hilang dari peta kebudayaan kita yang akan berimplikasi pada banyak soal. Mulai dari lenyapnya kearifan lokal, rusaknya lingkungan, hingga musnahnya spirit moral.
Melalui tema "Baduy Kembali" kami ingin mengajak kita sekalian membuka cakrawala masa lalu, masa kini, dan masa depan suku ini. Setidaknya agar kita memahami, betapa kita memiliki kekayaan tradisi yang kita titipkan pada suku Baduy, yang berisi nilai-nilai moral, kesantunan, kepatutan, dan juga keteladanan.
Sebab Baduy, seperti juga suku-suku yang dianggap terasing, sebenarnya adalah guru bagi kita. Guru yang membimbing kita kembali mengeja kata-kata sekaligus melaksanakannya, agar kita tidak tersesat di rimba modernitas dan globalisasi.
Simak “Baduy Kembali” dalam format multimedia di http://vik.kompas.com/baduykembali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.