Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Anak-anak Muda "Pushing Panda" Pecahkan Rekor Berjalan di Ketinggian

Kompas.com - 23/03/2016, 11:58 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - "Saya ingin menaklukkan ketakutan, ego, ambisi, dan kesombongan. Bukan memecundangi alam. Semoga segala emosi jiwa ini meluruh menjadi prestasi yang menginspirasi seluruh anak muda negeri".

Kalimat panjang ini keluar dari bibir Ceppy Bekajaya, sebelum beraksi mencatat rekor baru berjalan di atas ketinggian dua tebing Gunung Parang, Purwakarta, Jawa Barat.

Sepuluh menit kemudian, di tengah cuaca yang kurang bersahabat, angin kencang, gerimis dengan intensitas sedang, dan kabut tebal, Ceppy berhasil mengalahkan ketakutan, ego, dan kesombongannya.

Dia bersama dua anak muda lainnya yang tergabung dalam komunitas pecinta olahraga ekstrem "Pushing Panda", Mulyana, dan Gin Gin Ginanjar berhasil menorehkan sejarah sebagai slackliner pertama Indonesia yang meniti dua tali pipih (webbing) sepanjang 35 meter dan 50 meter di atas ketinggian 899 meter!

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Slackliner dari komunitas Pushing Panda, Mulyana meniti tali saat aksi highline di Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (10/2/2016). Aksi highline di ketinggian 899 mdpl ini memecahkan rekor mountain highline tertinggi di Indonesia dengan panjang lintasan 35 meter dan 50 meter.
Saat itu, Rabu 10 Februari 2016 merupakan momen istimewa bagi ketiganya. Ceppy, Mulyana, dan Gin Gin, tidak saja melakukan mountain high lining, melainkan juga hammocking, atau duduk di atas ketinggian dengan menggunakan ambalan gantung (hammock).

Sejarah ini juga demikian istimewa karena ketiganya berhasil melakukan mountain high lining selama tiga kali berturut-turut dalam tiga hari, Rabu, Kamis (11/2), dan Jumat (12/3). Dua di antaranya bahkan disertai dengan kegiatan hammocking

"Luar biasa. Jiwa saya plong. Ternyata Indonesia juga bisa melakukan apa yang seperti orang-orang asing itu lakukan," ucap Mulyana yang karib disapa Dadeng seraya menatap takjub hamparan sawah dan waduk Jatiluhur di kejauhan.

Sebelum ini, dalam benak Dadeng, mountain high line kompleksitasnya lebih tinggi ketimbang water high line, atau urban high line. Karena itu, meniti tali di antara dua tebing tinggi masih menjadi mimpi dan angan-angannya.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Anggota komunitas Pushing Panda melakukan aksi hammocking di Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (11/2/2016). Aksi hammocking dan highline di ketinggian 899 mdpl ini memecahkan rekor mountain highline dan hammocking tertinggi di Indonesia dengan panjang lintasan 35 meter dan 50 meter.
Namun ternyata, anggapan tersebut salah. Setelah melakukan observasi dan latihan selama sebulan, atau usai pemecahan rekor urban high line di Sentra Timur Residences pada Jumat (8/1/2016), Dadeng merasa alam Parang menanti kiprahnya dan Tim "Pushing Panda".

(Baca: Pertama di Indonesia, Meniti Tali di Antara Dua Gedung Tinggi)

"Resepnya cuma satu, kita harus bersahabat dengan alam, dalam hal ini Gunung Parang. Kita harus menghormati semesta dan menjadikannya sebagai sarana untuk evaluasi diri dan kontemplasi," tambah Gin Gin.

Hasilnya, rekor baru itu pun tercipta. Dan, Indonesia boleh menegakkan kepala, karena tiga orang bertalenta ini telah menginspirasi anak-anak muda Nusantara...

Aksi pemecahan rekor mountain high line ini merupakan hasil kerjasama Kompas.com dan SuperAdventure.

Saksikan video pemecahan rekor ini di situs www.superadventure.co.id

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com