Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ketua DPR Mengatur Urusan Duduk dan Pakaian Wartawan....

Kompas.com - 22/03/2016, 08:34 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (21/3/2016) siang, situasi ruang wartawan di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, mendadak riuh.

Kehadiran Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komarudin, di saat dewan menjalani masa reses, memecah keheningan yang menyelimuti gedung itu sedari pagi.

Puluhan awak media pun mengikuti Ade yang ternyata ingin meninjau langsung proyek pembangunan ruang wartawan. Pengerjaan proyek itu dimulai saat DPR masih dipimpin Setya Novanto. Namun, proses pembangunannya sempat mangkrak ketika Novanto terjerat kasus "Papa Minta Saham".

Satu per satu sudut ruangan wartawan yang tengah direnovasi itu dicek. Ade juga menyempatkan diri untuk melihat maket gambar ruang kerja wartawan jika nanti telah selesai direnovasi.

Proses peninjauan yang berlangsung selama sepuluh menit itu berakhir, begitu bakal calon ketua umum Partai Golkar itu masuk ke dalam ruangan yang nantinya akan dijadikan lokasi diskusi. Bersama para awak media, Ade duduk di panggung.

"Jangan ada yang duduk di luar lagi ya setelah ini," kata Ade memulai pembicaraan.

Protes pun dilayangkan awak media. Sebab, mereka khawatir tidak dapat memantau kegiatan pimpinan maupun anggota dewan yang lalu lalang di lobi Gedung Nusantara III jika mereka dilarang duduk di luar ruang wartawan.

Ade lalu menawarkan solusi dengan memasang kamera CCTV agar awak media dapat memantau pergerakan di lobi Gedung Nusantara III. Intinya, ia tak ingin ada awak media yang duduk di lantai lobi gedung itu.

Tak hanya urusan duduk, pria yang akrab disapa Akom itu, juga menyoal urusan pakaian wartawan. Menurut dia, peliput di Parlemen seharusnya berpakaian rapi.

"Bagaimana caranya? Apa perlu saya baju-in?" tanya dia.

Memang, tidak semua media mewajibkan reporternya mengenakan seragam. Bagi reporter televisi, kebanyakan instansi media menyediakan seragam bagi reporternya. Hal berbeda dirasakan reporter media online, cetak, dan radio.

"Teguran" Ade soal pakaian itu disambut ide oleh sejumlah awak media. Ada yang mengusulkan agar wartawan diberi seragam. Namun, tak sedikit pula yang menolak usulan tersebut. Ade pun seakan menyambut usulan seragam wartawan parlemen.

"Bagus juga. Nanti bajunya disiapkan, tapi disepakati dulu (desainnya)," ujar dia.

Ala Orde Baru

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai, keinginan Ade mengatur kinerja wartawan merupakan langkah mundur.

Alih-alih membuat lobi Gedung Nusantara III terlihat lebih bersih, namun Ade seakan ingin mengendalikan awak media.

"Ketua DPR sepertinya masih berparadigma Orde Baru yang gemar mengendalikan wartawan agar menginformasikan hal-hal positif saja," kata Lucius dalam pesan singkatnya, Selasa (22/3/2016).

Menurut dia, daripada sibuk mengurusi wartawan, Ketua DPR sebaiknya lebih fokus menyelesaikan persoalan internal lembaga yang dipimpinnya. Sehingga, tidak ada kegaduhan yang ditimbulkan DPR.

"DPR kita ini terlalu sibuk dengan aksesoris sekaligus santai dengan substansi. DPR kita juga suka ketertutupan sehingga mudah melakukan korupsi dan kejahatan lain. Media, dianggap sebagai pengganggu keleluasaan mereka melakukan pelanggaran dan kejahatan," kritik Lucius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

Nasional
PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

Nasional
MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

Nasional
KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Nasional
PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

Nasional
Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com