Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setya Novanto Ingin Golkar Disegani Kawan dan Lawan

Kompas.com - 02/03/2016, 23:51 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon ketua umum Partai Golkar, Setya Novanto, memastikan diri akan maju dalam kontestasi pemilihan ketua umum saat digelarnya musyawarah luar biasa Partai Golkar.

Novanto ingin mengembalikan kejayaan Golkar.

Novanto menuturkan, Partai Golkar saat ini tengah mengalami penurunan saat menghadapi agenda politik nasional.

Pernyataan itu dilontarkan Novanto dengan merujuk fakta gagalnya Golkar mengusung calon dan memenangkan pertarungan dalam Pilpres 2014.

Selain itu, Golkar juga ia angap tak optimal mencapai target dalam Pileg 2014 dan pilkada serentak 2015.

"Bukan hanya menang menjadi ketua umum, tapi harus memikirkan lima tahun ke depan, bagaimana membuat Golkar menjadi partai besar," kata Novanto, dalam pertemuan dengan pimpinan DPD I Partai Golkar se-Indonesia, di Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (2/3/2016).

Jika terpilih menjadi ketua umum, kata Novanto, dirinya juga ingin mengembalikan soliditas Golkar. Ia yakin, Golkar akan kembali mencapai puncak politik jika kader internalnya bersatu.

"Golkar harus jadi partai besar, yang solid, yang kuat, sehingga kita disegani lawan dan kawan," ucapnya.

Pertemuan pimpinan DPD I Partai Golkar se-Indonesia digelar di kediaman pelaksana tugas Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, Nurdin Halid.

Nurdin menginisiasi pertemuan sebagai bentuk syukur terbitnya putusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi pimpinan Golkar hasil Munas Jakarta.

Selain Novanto, dalam acara itu juga hadir bakal calon ketua umum Golkar yang lain, yakni Idrus Marham, Priyo Budi Santoso, dan Aziz Syamsuddin.

Masing-masing bakal calon ketua umum yang hadir dalam acara itu diberi kesempatan berbicara.

Sedangkan bakal calon ketua umum seperti Ade Komarudin, Mahyudin, dan Airlangga Hartarto tidak hadir karena alasan kesibukan.

Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie juga tidak hadir karena sedang di luar kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com