Sehingga, jika keduanya harus bersaing, maka salah satu kandidat yang kalah akan gugur dan "menghilang" dari perpolitikan tanah air.
"Jika Ahok menang, Ridwan Kamil akan hilang. Sebaliknya, jika Ridwan Kamil menang, maka Ahok lah yang akan hilang," tutur Lely dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/3/2016).
(Baca: Gaya Ridwan Kamil, Risma, dan Ganjar Pranowo Menolak DKI 1)
Perempuan yang juga Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya itu menyebutkan sosok pemimpin yang baik seperti Ahok dan Ridwan sangat dibutuhkan saat ini. Oleh karena itu, pemimpin-pemimpin yang baik itu sebaiknya menyebar di seluruh Indonesia.
Lely menambahkan, jika Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, meninggalkan Bandung sementara Bandung belum menemukan penggantinya, maka Bandung akan kehilangan sosok Emil.
Ia menilai, esensi dari alasan Emil mundur dari Pilkada DKI bukan hanya karena tak mau menuntaskan tugasnya di tengah jalan, tetapi juga mendengarkan suara rakyatnya.
(Baca: Tiga Hal yang Diapresiasi dari Ridwan Kamil)
"Dia mendengarkan suara rakyatnya yang tidak ingin dia berspekulasi diadu untuk bertarung dengan pemimpin baik seperti Ahok," imbuhnya.
Namun, lain halnya jika pesaing Emil bukan Ahok. Lely menilai, Emil akan rela melepas jabatannya untuk bertarung di DKI.
"Seperti yang diungkapkannya dalam pidatonya, 'entah kalau di periode kedua nanti'. Meski belum selesai boleh jadi saya bisa bertarung untuk Jabar 1 atau malah ke Jakarta'," tutur Lely menirukan pernyataan Emil.
(Baca: "Warga Bandung Bangga Punya Kang Emil")
Situasi yang sama, menurutnya, juga terjadi pada Presiden Joko Widodo. Ia melihat, Jokowi saat itu rela meninggalkan Solo demi ibukota karena lawannya saat itu adalah pemimpin yang tidak sebaik yang diharapkan rakyat.
Begitu pula pada pertarungan di Pemilu Presiden dimana pendukung Jokowi justru mendukung langkah Jokowi untuk meninggalkan posisinya sebagai Gubernur DKI.
"Jadi, tidak ada yang salah pada keputusan Jokowi dan Ridwan Kamil. Dua-duanya sama elegannya," kata Lely.MA Tolak Kasasi Kubu Agung, Golkar Tunda Rapat Pleno Bahas Munas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.