Sebagai rumah rakyat, MPR RI selalu menampung segala bentuk aspirasi masyarakat. Hal tersebut dibuktikan pada hari, Selasa (16/02/2016). Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menerima sejumlah perkumpulan untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Bertempat di ruang kerja Ketua MPR RI Lt. 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Deklarator Panitia Pembentukan Provinsi Papua Barat Daya yang dipimpin oleh Andi Asmuruf meminta dukungan Zulkifli agar Provinsi Papua Barat dimekarkan sehingga melahirkan Provinsi Papua barat Daya.
Rencana pembentukan provinsi baru tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2007, tetapi hingga sekarang belum terealisasikan. Hal tersebut dikarenakan dengan pelaksanaan otsus yang tidak berjalan dengan maksimal.
Pemerintahan Papua sendiri memiliki rencana untuk membentuk tiga provinsi baru, yaitu Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Barat Daya. Namun, dalam sampai saat ini, baru Provinsi Papua Barat Daya yang paling siap. Menutur Andi, selama ini perjuangan pembentukan provinsi baru sudah dilakukan melalui cara konstitusi.
“Untuk itu kami meminta dukungan kepada Bapak untuk membentuk Provinsi Papua Barat Daya. Bila ada ada kekurangan syarat, akan kami penuhi lagi,” ujarnya.
Zulkifli Hasan mendukung keinginan tersebut, bahkan menurutnya di Papua harus ada paling tidak enam provinsi. “Bagus kalau Papua Barat dimekarkan,” dukungnya.
Mengenai masalah ini, beliau juga akan berbicara dengan Menteri Dalam Negeri. “Masalah pemekaran ini sebaiknya dibicarakan bersama, kita duduk bareng dengan Mendagri dan Gubernur Papua Barat,” tambahnya.
Setelah pertemuan singkat itu, Zulkifli juga menerima 25 anggota Forum Jong Indonesia. Forum Jong Indonesia sendiri merupakan sebuah forum berkumpulnya pemuda dari berbagai latar belakang mulai dari beragam suku, agama yang bersatu dan merasa memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa dan negara.
Dalam pertemuan ini, Forum Jong ingin meminta dukungan Ketua MPR untuk melaksanakan Kongres Pemuda Indonesia III yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober 2016 mendatang.
“Begitu mendengar ada forum generasi muda yang menggelorakan kembali semangat sumpah pemuda, saya sangat mendukung sekali. Di saat sekarang ini nilai-nilai kebangsaan makin mundur, nilai kekeluargaan seperti hilang orang-orang hanya mencari jalan pintas, gerakan kembali kepada kebangsaan adalah sesuatu yang patut didiring dan didukung,” ujar Zulkifli
Kiprah aktif pemuda Indonesia dalam menggelorakan semangat kebangsaan, lanjut Zulkifli, memang seharusnya tidak pernah berhenti. Kalau dahulu di zaman perjuangan dilakukan secara fisik dengan pertempuran, sekarang perjuangan dalam bentuk pertarungan kualitas sumber daya manusia bangsa.
Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) menjadi tamu terakhir yang diterima oleh Zulkifli Hasan. Kesempatan ini dilakukan terkait dengan hasil penelitian pertanian tembakau yang dilakukan oleh MTCC di tiga provinsi penghasil tembakau di Indonesia.
Hasil riset tersebut ternyata membuktikan bahwa petani tembakau merasa dirugikan, hal ini dikarenakan oleh faktor cuaca dan monopoli oleh industri. Temuan yang mengejutkan dalam riset tersebut adalah petani mendukung apabila pemerintah mengendalikan regulasi mengenai perlindungan bahaya asap rokok.
Mendengar aspirasi tersebut, Zulkifli sangat mendukung gerakan anti merokok. Menurutnya, rokok itu seperti racun yang dapat menghancurkan generasi bangsa. “Orang tidak beli susu, tetapi malah beli rokok,” ujarnya.
Kekhawatiran tersebut juga dibenarkan oleh MTCC karena ternyata perokok pemula adalah anak-anak usia 15-19 tahun. Oleh sebab itu, Zulkifli memperingatkan masyarakat untuk berhenti merokok demi masa depan bangsa dan generasi muda Indonesia yang lebih baik. (Adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.