Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Honor Saya Habis untuk Perjuangkan Nasib sebagai Tenaga Honorer"

Kompas.com - 13/02/2016, 14:47 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sepekan terakhir, Simon (35) berada di Jakarta untuk memperbaiki kehidupannya.

Pria asal Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat itu merupakan salah satu tenaga honorer K2 yang ikut berunjuk rasa di depan Istana Negara, beberapa waktu terakhir.

Dalam unjuk rasa itu, Simon beserta ribuan tenaga honorer lainnya, meminta kejelasan kepada pemerintah atas nasib mereka yang belum diangkat sebagai pegawai negeri sipil.

Simon sendiri sudah 12 tahun terakhir bekerja sebagai tenaga administrasi di Dinas Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Kabupaten Mamasa.

"Kami ingin agar janji Menpan RB pada 15 September 2015 lalu untuk mengangkat kami sebagai PNS ditetapi. Tapi belakangan tahu-tahunya pada 20 Januari 2016 janji itu dibatalkan," tutur Simon dalam sebuah diskusi bertajuk "Mengejar Takdir Tenaga Honorer" di Jakarta, Sabtu (13/2/2016).

Bukan hal yang mudah bagi Simon untuk mencapai Ibu Kota. Dengan penghasilan sekitar Rp 300 ribu per bulan, Simon harus mengumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk biaya akomodasi ke Jakarta.

Bahkan, untuk menghemat biaya akomodasi tersebut, ia harus rela menginap di Wisma PGRI, Jakarta.

"Honor kami habis untuk perjuangan. Kami berangkat dari hasil donor dari teman-teman daerah. Ada yang Rp 20 ribu (donornya). Ini semua demi memperjuangkan nasib," kata dia.

Panggilan jiwa

Simon merupakan ayah dari tiga anak. Anaknya yang pertama saat ini sedang mengenyam pendidikan di sekolah menengah atas.

Sementara, anaknya yang kedua kini sedang menempuh pendidikan sekolah dasar.

"Yang terakhir baru berusia tiga tahun," kata dia.

Honor yang kecil membuat Simon dan rekan kerjanya yang lain harus putar otak agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Saya buka counter (toko), ada yang lain ngojek juga," kata dia.

Meski demikian, hal tersebut tidak serta merta membuat Simon ingin keluar dari pekerjaannya saat ini.

Ia masih berharap agar pemerintah memiliki niat baik untuk mengangkat dirinya dan ribuan tenaga honorer lainnya di seluruh Indonesia sebagai pegawai negeri sipil.

"Panggilan jiwa. Alasan saya masih terus bertahan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com