Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNESCO-Indonesia Latih Pelestarian Cagar Budaya

Kompas.com - 23/01/2016, 11:44 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com--Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan (UNESCO) dan Indonesia melatih masyarakat tentang pelestarian bangunan cagar budaya di wilayah Tanah Air.

"Kerja sama ini berasal dari pemahaman karena Indonesia memiliki sangat banyak bangunan sejarah dan semuanya perlu dilestarikan, dan banyak pemikiran yang dibutuhkan pemerintah untuk membantu upaya pelestarian bangunan bersejarah ini," kata Spesialis program dari UNESCO Jakarta Irakli Khodeli dalam kata sambutan pada acara penutupan pelatihan di Historia Food and Bar, Kota Tua, Jakarta, Jumat.

Terkait konservasi dan revitalisasi cagar budaya, ia mengatakan, UNESCO memiliki berbagai ahli dari banyak negara dengan pengetahuan teknis dan pengalaman yang dapat dibagikan kepada arsitek dan pegawai pemerintah di Indonesia.

"Ini bukan hanya tentang merenovasi bangunan untuk kecantikan bangunan semata, tetapi melestarikan cagar budaya untuk banyak aspek sosial, seperti memajukan komunitas setempat, meningkatkan pendapatan masyarakat, mempertahankan identitas komunitas, dan memahami jati diri," ujarnya.

Ia mengatakan, pelestarian bangunan bersejarah merupakan suatu tanggung jawab untuk menjaga nilai sejarah yang akan diwariskan turun-temurun dan menjadi upaya untuk meningkatkan pembangunan di wilayah setempat.

"Kami berharap peserta lokakarya ini dapat menjadi agen perubahan untuk kembali ke daerah dan dapat membagikan pengetahuan dan pengalaman ke rekan-rekan di daerah, terutama untuk memahami pentingnya memberikan perhatian dan dedikasi terhadap upaya pelestarian cagar budaya di daerah mereka masing-masing," katanya.

Sementara itu, Kasubdit Perencanaan Teknis Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dian Irawati mengharapkan peserta dapat mengenali nilai-nilai signifikan peninggalan bersejarah karena signifikansi cagar budaya merupakan modal awal pelestarian.

"Peserta harus menggali nilai signifikan mengapa obyek bangunan itu penting sehingga harus dilestarikan," ujarnya.

Ia mengatakan, perawatan dan pengembangan cagar budaya harus dilakukan dengan sepenuh hati tanpa menyebabkan kerusakan.

"Melestarikan peninggalan bersejarah merupakan bagian penting dari sejarah kota/kabupaten yang mempunyai bangunan cagar budaya sehingga dapat berhati-hati dalam pemeliharaannya," katanya.

Pelatihan yang bertemakan "Merawat Cagar Budaya: Merevitalisasi Cagar Budaya di Indonesia" itu bertujuan untuk mendorong pelestarian bangunan cagar budaya Indonesia.

Pelatihan itu diikuti oleh 22 pegawai pemerintah, terutama dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 12 arsitek dari 15 kota, dan 10 dosen dari berbagai universitas di Indonesia.

Pelatihan itu terselenggara atas kerja sama UNESCO, Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, AusHeritage, Ikatan Arsitek Indonesia, dan Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com