JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, kelompok teror yang beraksi di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta, sengaja melakukan aksinya pada saat aparat keamanan lengah.
Padahal, informasi soal adanya aksi teror ini sudah didapat aparat sejak 2-3 bulan lalu. Titik kerawanan ada di sekitar Hotel Indonesia dan Senayan.
"Ya, kalau pelaku itu kan melihat, kalau dia lihat aparatnya siap, ya tidak (beraksi), tapi kalau tidak siap, dia melakukan itu," ujar Ryamizard di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Dia menjelaskan, kawasan HI dan Senayan sudah sejak lama menjadi target teror. Sejak itu, pengamanan dilakukan.
Namun, Ryamizard berkilah pengetatan keamanan itu tidak dilakukan setiap hari sehingga saat aparat lengah, kelompok teror ini beraksi. (Baca: Ketua BNPT Sebut Teroris Bom Sarinah Mencari Titik Lemah untuk "Konser")
Menurut Ryamizard, aparat keamanan tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Menurut dia, antisipasi dari kepolisian sudah cukup baik sehingga jumlah korban bisa diminimalkan.
"Memang kita prihatinlah, tapi harus apresiasi juga untuk polisi karena dicegat sana. Kalau tidak dicegat sana, kan meledak di dalam," ucap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
Serentetan ledakan terjadi di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis sekitar pukul 10.40.
Polda Metro Jaya merilis ada 17 orang tewas dan terluka dari peristiwa peledakan yang disusul dengan penembakan itu.
Sebanyak lima orang di antaranya adalah pelaku teror. Tiga orang pelaku tewas karena bom bunuh diri. Sisanya, pelaku tewas ditembak oleh aparat keamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.