Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAU Belum Akan "Kandangkan" T-50i Golden Eagle

Kompas.com - 20/12/2015, 17:32 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang jatuh di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu (20/12/2015) pagi, merupakan pesawat baru milik TNI Angkatan Udara.

Pesawat produksi Korean Aero Industries (KAI) tersebut dibeli Pemerintah Indonesia pada 2013 lalu.

"Itu pesawat yang datang dari Korea 2012/2013 lalu. Jadi, relatif masih baru," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Dwi Badarmanto di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu siang.

Saat itu, pemerintah membeli satu skuadron pesawat latih buatan Korea Selatan tersebut.

Kini, pesawat-pesawat tersebut tergabung dalam Skuadron Udara 15 Lanud Iswahyudi, Madiun.

Sementara itu, Dwi mengatakan, belum ada kebijakan dari Kepala Satuan Angkatan Udara untuk mengandangkan pesawat T-50i lainnya yang berada di Lanud Iswahyudi.

Walau demikian, Dwi mengatakan, TNI AU telah mengirimkan tim investigasi yang dipimpin Wakas AU Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.

Menurut rencana, TNI AU akan menggandeng pihak Korea Selatan untuk menyelidiki kecelakaan ini.

"Ya, pasti dong. Kita akan libatkan di dalam tim investigasi di dalam tim TNI," kata Dwi.

Sebelumnya, pesawat T-50i Golden Eagle jatuh saat menjalani sesi aerobatik pada Gebyar Nusantara 2015 di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.

Akibat peristiwa tersebut, dua pilot pesawat itu, Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi, tewas.

Kini, jenazah kedua pilot itu masih disemayamkan di Rumah Sakit TNI AU Hardjolukito.

Video hasil konferensi pers jatuhnya T-501 milik TNI AU di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta: https://youtu.be/Z6R-EM7MdsU 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com