Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya bagi KPU Membangun Kepercayaan Masyarakat...

Kompas.com - 10/12/2015, 08:36 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai lembaga yang berwenang menyelengggarakan pemilihan umum di Indonesia, Komisi Pemilihan Umum menghadapi tantangan utama, yakni membangun kepercayaan masyarakat. 

"Karena selama ini pemilu yang kami selenggarakan selalu dilihat sebagai proses yang tidak adil dan tidak jujur. Selalu ada kecurigaan kepada KPU," ujar Komisioner KPU Sigit Pamungkas dalam penutupan Election Visit Program di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (9/12/2015) malam.

Menurut Sigit, kecurigaan terhadap KPU tidak hanya datang dari masyarakat melainkan juga dari para peserta pemilu. (Baca juga: KPU Targetkan Partisipasi Masyarakat Mencapai 77,5 Persen )

Ada suatu masa ketika tingkat kepercayaan masyarakat terhadap KPU sangat rendah. Ketika itu, menurut Sigit, kepercayaan masyarakat terhadap kinerja KPU di bawah 60 persen.

"Kami langsung berdiskusi apa yang harus ditingkatkan lagi agar kepercayaan publik bisa kuat," ujar Sigit.

Akhirnya, kata Sigit, KPU mencoba melakukan dua hal. Langkah pertama, KPU berupaya membangun sistem yang transparan. Misalnya ketika penyelenggaraan pemilu presiden tahun lalu.

Saat itu, masyarakat bisa langsung menyaksikan proses penghitungan suara di TPS yang terdekat dari tempat tinggal mereka.

Hasil tersebut kemudian bisa mereka cocokan melalui laman http://pilkada2015.kpu.go.id. Menurut Sigit, website itu sudah digunakan ketika pilpres dan cukup banyak diakses masyarakat yang mencari informasi.

Langkah kedua, KPU melibatkan seluruh elemen dalam membuat aturan. KPU memiliki 10 aturan pemilu yang pembuatannya dilakukan bersama-sama dengan masyarakat sipil dan partai politik.

"Hasilnya bahwa aturan yang kami buat bukan hanya ide kami tetapi juga ide kolektif seluruh komponen, baik KPU, masyarakat, dan partai sebagai peserta pemilu," ujar dia.

Sigit juga mengatakan bahwa upaya itu terbukti membangun kepercayaan publik khususnya, saat penyelenggaraan Pilpres tahun lalu. (Baca juga: KPU Dinilai Pasang Target Partisipasi Pemilih Terlalu Tinggi )

"Dari proses itu, pemilu 2014 tingkat kepercayaan terhadap kami meningkat hingga 80 persen. Itu satu angka yang tinggi apalagi kita pernah jauh dibawah itu aitu 60 persen. Kami masih mencoba banyak hal sehingga kepercayaan publik bisa kami tingkatkan lagi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com