JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengimbau kepada seluruh prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) untuk menjaga kehormatan pasukan Baret Merah itu.
Imbauan Luhut itu disampaikan dalam sambutannya pada Peringatan 40 tahun penerjunan di Kota Dili oleh Satgas Nanggala V Kopassandha di gedung Chandrasa Grup-3 Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (7/12/2015).
"Buat danjen dan prajurit sini. Kami sudah 'fairy away'. Kita masih bisa berdiri. Saya terharu kenapa begini. Padahal yang lain sudah pergi. Itulah hidup," kata Luhut seperti dikutip Antara.
Luhut menceritakan, saat itu bersama pasukan Kopassus ingin melaksanakan pembuka operasi seroja di Dili.
Dia mengingat perintah Komandan Grup Satu Nanggala V, Letnan Jendral Sugito yang harus berangkat untuk melakukan operasi penerjunan sebagai pembuka operasi militer Seroja. Luhut ditunjuk sebagai Komandan Kompi A.
"Saya tidak akan pernah mencederai janji saya sebagai prajurit baret merah," ucapnya.
Dalam sambutannya itu, Luhut sempat mengusap wajahnya lantaran meneteskan air mata.
"Maaf saya terharu sejenak. Saya bisa begini karena Pak Sugito. Karena prajurit-prajurit kita tangguh," ujar Luhut.
Ia menceritakan, operasi militer ini penuh kenangan. Ada prajurit yang gugur kena tembak oleh kelompok Freetilin Timor-Timur. Selain itu, saat berada dalam pesawat menuju Dili, prajurit tidak bisa buang air besar dan kecil.
"Perjalanan begitu cepat, saya masih ingat pimpinan Pak Sugito baru datang dari Kupang terima perintah. Namun, skenario berubah," kata dia.
Luhut yang termasuk dalam salah satu anggota Satgas Nanggala V Kopassandha mengenang sulitnya perjuangan saat menjalankan operasi penerjunan Kota Dili pada 7 Desember 1975.
"Satu hal yang ingin saya ungkapkan, spirit dari teman-teman yang hadir di sini tidak bisa kita lupakan. Saya sendiri merupakan salah satu yang merasa tidak tahu apa yang akan terjadi besok," kata Luhut.
Luhut yang pada saat itu berpangkat Letnan Satu menceritakan bahwa operasi dilakukan dengan persiapan yang minim dan anggota pasukan yang kelelahan.
Lebih lagi, operasi penerjunan yang membuka Operasi Seroja tersebut dilakukan dengan perubahan skenario dari yang direncanakan sejak awal.
Kendati demikian, operasi tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu tiga jam setelah penerbangan dengan menguasai tiga sasaran utama, yakni pusat pemerintahan, pelabuhan, dan landasan terbang.
Sebanyak 13 orang gugur dan lima orang hilang dalam operasi tersebut.
Menurut dia, operasi ini tidak mungkin akan dirasakan oleh prajurit TNI era-globalisasi. Dia berpesan pada prajurit Kopassus agar menjaga kehormatan pasukan Baret Merah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.