Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maroef Sjamsoeddin Akui Rekam Pertemuan untuk Proteksi Diri

Kompas.com - 03/12/2015, 16:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengakui jika rekaman yang diserahkan Menteri ESDM Sudirman Said kepada Mahkamah Kehormatan Dewan berasal dari dirinya.

Rekaman yang dibuat atas inisiatifnya sendiri itu sengaja dilakukan sebagai bentuk proteksi.

"Tidak pernah ada yang menyuruh saya, inisiatif saya. Saya rekam karena saya sendiri," kata Maroef saat bersaksi dalam persidangan di Mahkamah Kehormatan Dewan di Kompleks Parlemen, Kamis (3/12/2015).

Dalam pertemuan pada 8 Juni 2015, Ketua DPR Setya Novanto saat itu didampingi oleh pengusaha minyak Riza Chalid.

Pertemuan itu merupakan pertemuan ketiga Maroef dengan Novanto. Pada pertemuan kedua pada 13 Mei 2015, Maroef dikenalkan Novanto dengan Riza.

Berbeda dengan pertemuan pertama dan kedua, Maroef mengatakan, inisiator pertemuan ketiga justru berasal dari Riza.

Pada akhir Mei 2015, Riza menghubunginya melalui pesan singkat. Namun, pesan itu baru dibalas sepekan kemudian.

"Saya dapat mandat sebagai Presiden Direktur Freeport. Saya pikir perlu sebagai bagian dari akuntabilitas saya," kata dia.

Maroef kemudian menyepakati keinginan Riza tersebut. Ia menambahkan, sejak pertemuan kedua dirinya sudah menaruh curiga.

Sebab, bukannya mengajak anggota Komisi VII DPR jika ingin membicarakan bisnis Freeport, Novanto justru mengajak Riza yang notabene merupakan pengusaha.

"Karena kecurigaan saya sebelumnya, dan saya belum tahu sama sekali apa yang akan berkembang," kata mantan Wakil Kepala BIN itu.

Ia menjelaskan, pertemuan ketiga berlangsung selama kurang lebih dua jam di sebuah meeting room.

Dalam ruangan tersebut terdapat sebuah meja panjang dan kursi yang dapat menampung 12 orang. Adapun posisi duduk Maroef berada di sisi kanan Novanto.

Sementara Riza berada di sisi kiri Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali itu. Sejak awal tiba, ia menambahkan, dirinya langsung merekam percakapan itu.

"HP saya taruh, tidak ada berhenti sedikit pun. Substansi persis," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com