Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Menteri yang Paling Banyak "Dijerat" Reshuffle di Medsos

Kompas.com - 28/11/2015, 18:25 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melakukan pengumpulan dan pengolahan data  mengenai anggota Kabinet Kerja yang paling banyak terkena isu reshuffle di media sosial Twitter.

Setelah meneliti, Indef menemukan tiga nama menteri yang paling banyak diisukan akan diganti.

Mereka adalah Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.

"Tiga menteri ini selalu memiliki keterkaitan dalam kata kunci reshuffle di Twitter," ujar peneliti Indef Ami Ramadiah, dalam konferensi pers di Kantor Indef, Jakarta Selatan, Sabtu (28/11/2015).

Menurut Ami, sebagian besar pengguna Twitter menganggap Rini tidak mampu mengelola BUMN dengan baik.

Beberapa cuitan terkait kinerja Menteri Rini Suwandi misalnya, "Menteri Rini tidak becus dan hanya menjadi beban".

Cuitan lain, masih soal Rini, misalnya, "Perkuat rupiah, Jokowi harus reshuffle Menteri BUMN".

Selain Rini, publik juga mengkritik kinerja Puan Maharani. Publik menganggap Puan tidak bekerja secara maksimal selama lebih kurang setahun menjabat sebagai Menko PMK.

Meski demikian, menurut Ami, beberapa pengguna Twitter meragukan keberanian Presiden Joko Widodo untuk mencopot posisi Puan dalam Kabinet Kerja.

Pasalnya, Puan merupakan putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Nama menteri lain yang juga dikaitkan dengan isu reshuffle adalah Menteri ESDM Sudirman Said.

"Sudirman dianggap haus pencitraan dan pintar memainkan isu, agar dirinya selamat dari jeratan reshuffle," kata Ami.

Beberapa tweet yang mengaitkan Sudirman misalnya menyebut bahwa ia telah membuat kegaduhan dan merusak citra Presiden Joko Widodo.

Cuitan lainnya menyebut Sudirman tidak mampu mengatasi permasalahan energi.

Peneliti Indef mengutarakan keterkaitan nama-nama menteri dalam isu reshuffle tersebut setidaknya dipengaruhi dua hal.

Pertama, kondisi ekonomi Indonesia yang sedang menurun, dan kedua akibat terpengaruh pemberitaan di media massa.

Survei ini dilakukan Indef pada 12 Agustus-13 November 2015.

Pengolahan data media sosial menggunakan 6,5 juta tweet tentang pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla,  1,5 juta tweet tentang menteri Kabinet Kerja dan 15.000 tweet tentang isu reshuffle.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com