Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Minta Ponpes Klarifikasi Tuduhan Islam Ajarkan Kekerasan dan Radikalisme

Kompas.com - 28/11/2015, 13:07 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam di Indonesia, khususnya yang menuntut ilmu Islam secara mendalam di pondok pesantren, untuk mengklarifikasi pandangan-pandangan yang salah mengenai Islam.

Menurut dia, seluruh umat harus mengetahui bahwa Islam bukan agama yang mengajarkan kekerasan dan radikalisme.

"Umat Islam di Indonesia punya tanggung jawab memberikan penjelasan, memberi klarifikasi kalau tuduhan itu tidak relevan sama sekali," kata Lukman saat memberikan sambutan dalam Syukuran 54 tahun Pondok Pesantren Darunnajah di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Minggu (28/11/2015).

Hadir dalam kesempatan itu para petinggi yayasan, guru dan ribuan santri pondok pesantren Darunnajah.

Hadir pula sembilan Duta Besar dari negara-negara sahabat, serta tokoh-tokoh seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

"Pesantren dengan kiai-kiai dan santri-santri di dalamnya adalah orang yang paling tepat untuk memberikan klarifikasi," tambah Lukman.

Menurut Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini, pondok pesantren pada umumnya memiliki tiga ciri yang membuatnya tepat untuk menyebarkan ajaran Islam yang sebenar-benarnya.

Pertama, pondok pesantren selalu mengajarkan Islam yang rahmatan Lil alamin. Kedua, pondok pesantren juga melahirkan alumni-alumni yang mempunyai kerendahan hati.

Dengan dasar tawadu, santri-santri tidak mudah menyalahkan orang lain yang memiliki pandangan berbeda dengan dirinya.

"Jadi tidak mengkafir-kafirkan," ucap Lukman.

Ketiga, pondok pesantren juga selalu mengajarkan cinta terhadap tanah air. Sudah seharusnya ke-Islaman dan ke-Indonesiaan tak bisa dipisahkan. Hal ini, lanjut dia, merupakan prasyarat mutlak bagi jalannya Islam di bumi pertiwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com