Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK Telusuri Aliran Uang dalam Jaringan Terorisme Transnasional

Kompas.com - 28/11/2015, 06:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Agus Santoso mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC) untuk mendalami modus jaringan terorisme transnasional.

Menurut Agus, dari pendalaman itu ditemukan bahwa ada transaksi keuangan yang bertujuan sebagai sumbangan bagi jaringan terorisme.

"Ternyata berdasarkan hasil kajian bersama ini kita bisa membongkar jaringannya, di Australia seperti apa, di Indonesia seperti apa," kata Agus di kantor PPATK, Jumat (27/11/2015).

Agus mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, pihaknya pernah menemukan adanya pengiriman uang dari Australia ke Indonesia sebesar Rp 7 miliar.

Menurut dia, jumlah tersebut terbilang besar karena biasanya transaksi untuk jaringan tersebut maksimal hanya sekira Rp 2 miliar.

Agus mengatakan, pembiayaan untuk jaringan terorisme digunakan untuk membeli senjata atau bahan peledak.

"Untuk latihan, mungkin di Poso dan beberapa tempat lain. Membiayai kehidupan mereka, ngontrak," kata Agus.

Agus mengatakan, PPATK memegang nama-nama dugaan jaringan teroris dari Detasemen Khusus 88.

Setelah itu, kata dia, tinggal mencocokkan nama tersebut dengan pemilik rekening yang melakukan transaksi lintas negara itu.

Agus menyadari bahwa Indonesia dan Australia tidak bisa bekerja sendiri karena transaksi keuangan untuk jaringan terorisme juga mengalir ke negara lain.

Agus sebagai pimpinan PPATK sedunia mengundang 19 negara dan lima badan multirateral untuk membahas soal ancaman tersebut.

"Saya pengin mengundang semua negara berbatasan dengan Indo, seperti Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Karena jalur mereka ke Suriah itu dari Indonesia ke Malaysia, Thailand Selatan, terus ke Suriah," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com