"Ruh kebangsaan mulai memudar dan persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air mulai dilupakan," kata Zulkifli Hasan di depan wisudawan dan wisudawati Sekolah Tinggi Agama Islam (STIA) Yayasan Pembangunan Kalianda (Yasba), di Kalianda, Lampung, Sabtu (21/11/2015).
Dia menyayangkan masa kini pemuda suka tawuran dan pejabat memikirkan dirinya sendiri.
"Banyak yang lupa kalau dulu dipilih rakyat, asyik dengan dirinya sendiri, memperkaya dirinya sendiri," katanya.
"Partai berkelahi. Anggota DPR bertengkar. Ormas lempar kursi. Sekarang memaki dan mencaci menjadi hal biasa. Sekarang juga menang-menangan. Jauh dari asas musyawarah mufakat," lanjutnya.
Padahal, kata Zulkifli, Indonesia punya Pancasila. Inti dari Pancasila adalah kasih sayang, cinta kasih. Kata kerjanya gotong royong, kekeluargaan, musyawarah mufakat, saling menghargai. Masalah apapun yang dihadapi, kuncinya adalah musyawarah mufakat.
Zulkifli mencontohkan pada masa Orde Baru membangun wawasan kebangsaan melalui penataran Pancasila.
"Dilakukan mulai dari Presiden, Gubernur, Pangdam, Kapolda, dan lainnya. Walaupun dulu sifatnya doktrin," jelasnya.
Tapi sekarang, tambah Ketua Umum PAN itu, tidak ada anggaran untuk membangun wawasan kebangsaan.
"Coba cek ke bupati, ada tidak anggaran untuk membangun wawasan kebangsaan. Tidak ada anggaran membangun persaudaraan dan karakter bangsa," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.