Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JPPR: Sejumlah Laporan Awal Dana Kampanye Tidak Rasional

Kompas.com - 21/11/2015, 08:59 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz mengatakan, sejumlah aporan dana awal kampanye (LADK) tidak rasional dan tidak mencerminkan biaya yang dikeluarkan para calon kepala daerah.

Ia memaparkan, dari 541 LADK calon kepala daerah, JPPR menemukan sebanyak sepertiganya menggunakan dana awal tidak lebih dari Rp 10 juta.

"Masa nyalon, LADK nya cuma segitu," kata Masykurudin dalam sebuah acara diskusi di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jumat (20/11/2015).

Bahkan, JPPR menemukan terdapat pasangan calon yang menyetorkan LADK sebesar nol rupiah, yaitu calon kepala daerah Kota Bitung, Maximilian Jonas Lomban dan Maurits Mantiri.

Sementara, dua pasang calon lainnya melaporkan dana awal kampanyenya sebesar Rp 50.000. Pasangan ini adalah Rosjonsyah dan Wawan Fernandez (Kabupaten Lebong) serta Mustafid Fauzan dan Sri Harmanto (Kabupaten Klaten).

"Jumlah dana yang dilaporkan tidak mencerminkan apa yang mereka keluarkan. Misalnya saja untuk 10 kali mengadakan pertemuan, uang 10 juta itu kurang," ujar Masykurudin.

Ia menambahkan, pihaknya juga menemukan laporan dana kampanye yang angkanya sangat tinggi.

Sebanyak 17 pasangan calon atau tiga persennya, melaporkan dana awal kampanyenya lebih dari Rp 1 miliar.

Masykurudin mengungkapkan, misalnya pasangan calon kepala daerah di Kota Semarang, yaitu Sigit Ibnugroho Sarasprono dan Agus Sutyoso yang laporan dana kampanyenya Rp 3 miliar.

Pasangan lainnya adalah Anna Sophanah dan Supendi, calon kepala daerah Kabupaten Indramayu, yang pada LADK mencantumkan lebih dari Rp. 7,9 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Nasional
Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Nasional
PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

Nasional
Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com