Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Mus Nilai SE Kapolri tentang "Hate Speech" Baik, asalkan..

Kompas.com - 05/11/2015, 06:45 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Surat Edaran Kapolri tentang penanganan ujaran kebencian atau hate speech dinilai baik oleh tokoh agama sekaligus budayawan KH Ahmad Mustofa Bisri.

Gus Mus, sapaan akrabnya, memandang perlu adanya SE tersebut di tengah era keterbukaan sekarang ini.

"Saya setuju (dengan SE Kapolri), asal tidak menghambat kebabasan bereksepresi manusia itu sendiri dan tidak berbenturan dengan kebebasan orang lain," ujar Gus Mus di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (4/11/2015) malam.

Menurut Gus Mus, SE Kapolri itu dikeluarkan karena era digital saat ini menjadikan banyak orang yang mengeluh, berbicara bebas di media sosial tapi dengan cara yang sudah berlebihan.

Mereka sudah cenderung menjelek-jelekkan, saling fitnah dan bully, bahkan kepada orang yang tidak dikenal sekali pun.

"Kebebasan itu sebenarnya akan terhenti ketika bertentangan dengan kebebasan orang lain. Sama dengan orang menyetel radio keras-keras, boleh apa tidak? mengganggu atau tidak?" kata Gus Mus.

"Maka, jangan sampai kebebasan dan demokrasi itu diartikan mengganggu kebebasan orang lain,” ujarnya.

Pemimpin Pondok Pesantrean Raudlatuh Tholibin Leteh Rembang ini mengatakan, masyarakat saat ini ibarat burung yang bebas setelah dikurung dalam sangkar selama 32 tahun. Begitu sangkar dibuka, burung-burung ini akan bertingkah tak karuan untuk melepaskan diri.

Demikian halnya ketika kran informasi terbuka lebar kebanyakan orang belum siap menyikapinya, malah digunakan untuk hal-hal yang tidak baik.

“Saya lihat di grup media sosial, ada yang hobinya menjelek-jelekkan orang lain. Jika ini menjadi sebuah kebiasaan dan hobi, sangat berbahaya. Apalagi, menjelekkan orang yang tidak dikenal,” ujarnya.

Rois Syuriah PBNU itu mengingatkan bahwa lebih penting dari semuanya adalah pendidikan. Pendidikan tentang budi pekerti, kesenian, agama dinilai perlu ditinjau kembali untuk bekal generasi yang akan datang.

"Pendidikan sekarang lebih ke akal, banyak orang yang pandai tapi tidak terdidik, tidak diperkenalkan pada keindahan," tutur Gus Mus.

"Maka, lebih perlu mempersiapkan pendidikan atau paling tidak ada keseimbangan dengan hati, sehingga manusia akan siap menerima kebebasan itu," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com