Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Kalau Anggaran DPR Ditambah, Rakyat Kecil Bagaimana?

Kompas.com - 27/10/2015, 06:16 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap Dewan Perwakilan Rakyat bersikap bijaksana di tengah kondisi perekonomian yang sulit ini.

Hal tersebut disampaikan Kalla menanggapi langkah DPR yang meminta tambahan anggaran Rp 740 miliar untuk dialokasikan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016.

Menurut Kalla, anggaran yang dimiliki negara terbatas untuk usulan tambahan anggaran tersebut.

"Mau minta juga anggaran kita terbatas dalam kondisi begini, jadi DPR saya yakin akan bijaksana juga. Kalau DPR ditambah, rakyat kecil bagaimana?" kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (26/10/2015).

Wapres pun menekankan bahwa pembangunan infrastruktur untuk masyarakat lebih penting dibandingkan dengan mengalokasikan anggaran untuk kepentingan anggota Dewan.

"Harus bijaksana lah. Saya kira teman-teman di DPR sangat bijaksana untuk tidak seperti itu," ucap Kalla.

Seperti diberitakan Kompas, Dewan Perwakilan Rakyat meminta tambahan anggaran Rp 740 miliar untuk dialokasikan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. Hal ini telah disepakati dalam pembahasan panitia kerja yang melibatkan Badan Anggaran DPR dan Kementerian Keuangan.

Anggaran tersebut dikategorikan sebagai belanja prioritas. Namun, belum ada kejelasan mengenai programnya.

Peneliti Indonesia Budget Center (IBC), Roy Salam, menyampaikan hal itu di Jakarta, Minggu (25/10). Roy menduga anggaran itu untuk keperluan pembangunan gedung.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menyatakan, ada kesepakatan mengenai tambahan anggaran untuk DPR sebesar Rp 740 miliar.

Askolani mengaku tidak mengetahui peruntukannya. Sebab, sesuai ketentuan, detail penggunaan anggaran dibahas Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, bukan oleh Badan Anggaran DPR.

DPR memiliki rencana untuk menata kompleks parlemen, terdiri atas tujuh proyek. Total anggarannya diperkirakan Rp 1,6 triliun, yang akan dikerjakan bertahap selama beberapa tahun mendatang.

Semula, DPR akan memasukkan usulan anggaran Rp 600 miliar sampai Rp 700 miliar dalam RAPBN 2016 untuk pembangunan gedung baru, khususnya ruang kerja anggota DPR dan alun-alun demokrasi.

Namun, setelah mendapat kritik deras dari masyarakat, usulan ini akhirnya tak diakomodasi dalam RAPBN 2016. Menjelang akhir pembahasan RAPBN 2016, DPR tiba-tiba mengusulkan anggaran senilai Rp 740 miliar dan akhirnya mendapatkan alokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com