Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bayangkan Saja kalau Panglima TNI, Polri, dari Partai Politik"

Kompas.com - 24/10/2015, 15:08 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Posisi Jaksa Agung yang diisi tokoh berlatar belakang partai politik dinilai membahayakan upaya penegakkan hukum.

Jaksa Agung berlatar belakang politisi dikhawatirkan lebih loyal kepada partai pengusungnya dibandingkan dengan penegakan hukum itu sendiri.

"Ini sangat berbahaya. Bayangkan saja kalau Panglima TNI, Polri, dari partai politik. Begitu juga kalau seorang Jaksa Agung dari parpol," kata pengamat hukum Agung Chairul Imam di Jakarta, Sabtu (24/10/2015).

Chairul mengatakan, memang Jaksa Agung yang sekarang, HM Prasetyo, bekas jaksa. Dia tahu betul anatomi Kejaksaan.

"Tetapi, Prasetyo adalah kader parpol. Yang ada, dia berpikir, enggak bakal saya jadi Jaksa Agung tanpa partai. Loyalitasnya bisa lebih kepada parpol," kata Chairul.

Menurut Chairul, Presiden Joko Widodo salah langkah jika menentukan Jaksa Agung seperti menunjuk seorang menteri. Padahal, jabatan menteri dan Jaksa Agung berbeda satu sama lain.

Jaksa Agung adalah pejabat yang gerakannya terkait teknis, sementara menteri merupakan pejabat yang langkahnya bersifat politis.

"Sedangkan Jaksa Agung, Polri, TNI, geraknya itu teknis, bukan politis," kata Chairul.

Atas dasar langkahnya yang lebih bersifat teknis itu, maka Chairul menilai, lebih baik jika posisi Jaksa Agung diisi jaksa-jaksa karir.

"Karena dia sudah mengetahui selain siapa personel Kejaksaan yang setan, malaikat, dia sudah tahu. Jaksa Agung the only decision maker di institusi Kejaksaan."

"Kalau menteri kan yang politic decision maker-nya menteri, teknisnya dirjen," sambung Chairul.

Mendukung ucapan Chairul, koordinator Divisi Korupsi Politik Donal Fariz berpendapat, kasus dugaan korupsi yang menjerat politikus Partai Nasdem, Patrice Rio Capella, mengkonfirmasi kritik terhadap Presiden Joko Widodo yang mengangkat jaksa agung dari kalangan politikus.

Jaksa Agung HM Prasetyo yang juga politikus Partai Nasdem itu tengah dikait-kaitkan dengan kasus yang menjerat Patrice.

Kasus ini bermula dari pengusutan yang dilakukan Kejaksaan Tinggi Sumut dan Kejaksaan Agung terhadap Gubernur Sumatera Utara nonaktif Gatot Pudjo dalam perkara dugaan korupsi dana bantuan sosial (bansos). 

Gatot dan istrinya lalu meminta bantuan Rio Capella dan pengacara yang juga mantan Ketua Mahkamah Partai Nasdem, Otto Cornelis Kaligis.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com