Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Dapat Petunjuk Baru Terkait WNI yang Diculik di Arab Saudi

Kompas.com - 09/10/2015, 18:28 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Investigasi Arab Saudi menemukan sebuah petunjuk baru terkait penculikan seorang WNI atas nama Suparto bin Rais Cuniran, yang terjadi di wilayah Esbelia, Riyadh, Arab Saudi. Suparto dilaporkan diculik oleh tiga orang sejak 18 September 2015 lalu.

"Dalam pertemuan antara Tim Perlindungan WNI KBRI di Riyadh dengan Badan Investigasi Arab Saudi, diperoleh informasi adanya sejumlah petunjuk baru mengenai kasus ini. Salah satunya adalah adanya bukti percakapan antara Parto dengan beberapa WNI, setelah ia dilaporkan hilang," ujar Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, melalui keterangan singkat, Jumat (9/10/2015).

Menurut Iqbal, menindaklajuti petunjuk baru tersebut, polisi setempat menahan sejumlah WNI karena menyembunyikan informasi. Orang-orang tersebut kemudian dimintai informasi terkait keberadaan Suparto. Menurut Iqbal, sejak menerima laporan penculikan, KBRI di Riyadh sudah mengirim Tim Perlindungan WNI ke lokasi yang diketahui sebagai tempat penculikan.

Selain itu, tim juga mengunjungi rumah majikan Suparto.

Terkait intelijen

Sementara itu, terkait adanya perkiraan bahwa penculikan Suparto terkait dengan intelijen, Iqbal mengatakan bahwa petunjuk yang diperoleh mengenai hal tersebut masih minim. Diharapkan, seiring dengan semakin banyaknya petunjuk baru yang dikumpulkan polisi, berbagai kemungkinan yang menjelaskan konstruksi kasus ini dapat muncul dengan sendirinya.

"Hari ini dan besok adalah hari libur di Saudi. Insya Allah kondisinya akan semakin jelas ketika hari Minggu nanti sudah ada penjelasan resmi dari Kepolisian Saudi," kata Iqbal. (Baca: Seorang WNI Diculik di Arab Saudi)

Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menduga pria warga negara Indonesia yang menghilang di Arab Saudi sejak 18 September 2015 diculik intelijen negara tersebut.

"Dugaan kami, mungkin dia diambil intelijen atau kepolisian setempat. Itu karena dia telah melakukan tindak pidana sebelumnya," ujar Badrodin saat dihubungi, Kamis (8/10/2015) malam.

Salah satu dasar dugaan itu, lanjut Badrodin, yakni tidak ada pihak yang meminta tebusan apa pun kepada keluarga atau Pemerintah RI. Namun, Badrodin enggan menyebut dasar dugaan lainnya. Meski demikian, dia memastikan bahwa informasi itu baru sebatas dugaan.

Saat ini, tim dari KBRI di Arab Saudi tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat demi mencari titik terang keberadaan WNI tersebut. (Baca: Kapolri Duga WNI yang Hilang di Arab Saudi Diculik Intelijen)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com