Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi VI: Lebih Baik Utang ke AS daripada ke China

Kompas.com - 30/09/2015, 22:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi VI DPR RI Hafisz Thohir mengkritik langkah tiga bank badan usaha milik negara (BUMN) yang berutang ke Bank Pembangunan China atau China Development Bank (CDB) sebesar 3 miliar dollar Amerika Serikat. Ketiga bank tersebut ialah Bank Negara Indonesia ( BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Mandiri.

"Jokowi jangan gadaikan Indonesia, jangan gadaikan rakyat ini. Sebanyak 208 juta rakyat tidak semua memilih Jokowi," kata Hafisz di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Hafisz mengatakan, sebenarnya, pemerintah sah-sah saja mencari pinjaman dari luar di tengah kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang ini. Namun, tidak tepat apabila utang tersebut dilakukan melalui BUMN.

Dia khawatir, dengan pinjaman ini, nantinya China hanya akan menunggangi bank-bank BUMN itu. Terlebih lagi, saat ini kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga sedang terpuruk.

"Kalau rupiah jadi Rp 15.000 per dollar AS, diprediksi ada lima bank nasional kolaps. Kalau Rp 16.000, ada satu bank pelat merah yang kolaps. Kalau Rp 17.000, semua bank bisa kolaps. Nah angka ini sudah dekat. Jadi, jangan anggap remeh utangan dollar," ucapnya.

Selain itu, Hafisz menilai, China juga belum terlalu kuat untuk menjadi investor bagi Indonesia. Jika memang menginginkan pinjaman luar negeri, kata Hafisz, lebih baik berutang kepada Amerika Serikat.

"Tidak ada produk China yang sukses memakmurkan rakyat indonesia. Sekuat-kuatnya China tidak mampu kalahkan Amerika. Kita jangan lupa Amerika. Coba tunjuk yang lawan Amerika berhasil. Rusia saja keok. Itu yang harus dipahami Jokowi sebagai Presiden," ucap politisi PAN ini.

Komisi VI sendiri sudah memanggil Dirut BRI, BNI, dan Bank Mandiri untuk meminta penjelasan mereka perihal utang ini. Namun, Hafisz mengaku tak puas dengan penjelasan mereka. (Baca: Ini Penjelasan Bank BUMN soal Utang 3 Miliar Dollar AS dari China)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Nasional
PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

Nasional
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Nasional
Pertahanan Udara WWF ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Pertahanan Udara WWF ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Nasional
Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, termasuk Umrah, Bayar Kiai dan “Service Mercy”

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, termasuk Umrah, Bayar Kiai dan “Service Mercy”

Nasional
Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com