Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Presiden Tidak Puas atas Penanganan Kebakaran Hutan

Kompas.com - 25/09/2015, 15:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo dan jajarannya tidak puas terhadap penanganan kebakaran hutan di Indonesia.

“Tidak hanya Presiden, semua (tidak puas),” ujar Badrodin di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Ketidakpuasan Presiden dan jajarannya lantaran waktu pemadaman yang terlalu lama. Menurut Badrodin, Presiden Jokowi minta pemadaman kebakaran hutan tidak perlu selama ini.

Kepada Polri sendiri, lanjut Badrodin, Presiden meminta untuk meningkatkan di sektor pencegahan agar di waktu mendatang kebakaran hutan tidak terulang lagi. Selain itu, Presiden minta menindak perusahaan yang terbukti terlibat pembakaran hutan.

“Pencegahan rencananya akan dilakukan dengan memberdayakan seluruh unsur di daerah, agar jika ditemukan titik api bisa lebih awal dipadamkan,” ujar Badrodin.

Sebelumnya, penanganan dilakukan dengan menunggu kebakaran meluas baru dipadamkan. Badrodin mengatakan cara itu akan menyulitkan pemadaman dan menguras biaya negara.

“Kemudian, kita akan mewajibkan perusahaan untuk mengantisipasi kebakaran, termasuk kolam-kolam air untuk persiapan pemadaman beserta peralatannya. Itu kewajiban,” ujar Badrodin.

Badrodin mendampingi Presiden meninjau kebakaran hutan di Kalimantan Selatan, beberapa hari lalu. Salah satu titik yang ditinjau yakni Desa Gantung Damar, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Presiden menginstruksikan jajaran TNI, Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk bersama-sama memadamkan kebakaran lahan di wilayah masing-masing. Kerja sama semua pihak diperlukan karena lahan yang terbakar sangat luas.

"Memang kita harus sadar lahan terbakar sudah puluhan ribu hektar. Saya ingin agar kita semua bergerak, TNI, Polri, pemerintah daerah, masyarakat semuanya bersama all out sekuat tenaga padamkan kebakaran," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com