JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian mengalami kesulitan dalam menginterogasi dua warga negara Indonesia (WNI) asal Papua yang menjadi korban penculikan dan penyanderaan di Papua Niugini (PNG), beberapa waktu lalu.
"Berdasarkan pemeriksaan, mereka lebih memilih diam kepada penyidik atau keluarga," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Suharsono di kantornya, Senin (21/9/2015).
Akibatnya, penyidik mendapatkan informasi yang minim dari kedua korban itu. Padahal, kepentingan polisi adalah untuk menemukan siapa pelaku penculik serta penyandera, sekaligus apa motifnya.
Hingga saat ini, penyidik masih melakukan pendekatan terhadap kedua orang yang bernama Sudirman dan Sabar itu demi mencari keterangan. Adapun korban kini berada di RS Bhayangkara, Kotaraja, Jayapura.
"Kondisi kesehatannya sendiri sudah membaik dari sebelumnya. Kami akan terus melakukan pendekatan agar dapat keterangan," ujar Suharsono.
Kelompok bersenjata tak dikenal menyerang beberapa orang penebang kayu di hutan Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Rabu (9/9/2015) lalu. Selain menyandera Sudirman dan Sabar, peristiwa itu juga menyebabkan seorang penebang bernama Kuba Marmahu (38) mengalami luka tembak dan luka panah. Ia berhasil diselamatkan oleh Pasukan Penjaga Perbatasan yang kemudian mengevakuasinya ke Rumah Sakit Keerom.
Sudirman dan Badar lalu berhasil dibebaskan pada Jumat (18/9/2015) dan diserahkan ke Pemerintah Indonesia. Tentara Papua Niugini (PNG) juga telah menahan para penyandera dua warga negara Indonesia. (Baca: Pangdam Cenderawasih: 7 Penyandera Ditangkap Tentara Papua Niugini)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.