Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karpet Merah di DPR Itu untuk Siapa?

Kompas.com - 01/09/2015, 08:26 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Karpet merah biasanya identik dengan penyambutan tamu penting. Jika ada pemasangan karpet merah, bisa jadi itu pertanda akan ada tamu penting yang akan datang ke DPR.

Sejak Ketua DPR RI periode 2014-2019 Setya Novanto dilantik, karpet merah selalu terbentang di selasar Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta. Keberadaannya tepat di tengah gedung yang merupakan kantor Setya dan empat pimpinan DPR lainnya. (Baca: Oesman Sapta Risih Ada Karpet Merah di Pintu Masuk Gedung DPR)

Karpet itu dipasang mulai dari lobi luar menuju lift khusus Ketua DPR. Keberadaan karpet tersebut sempat dipertanyakan Wakil Ketua DPD Oesman Sapta Odang.

"Lo pikir orang dihormati gara-gara karpet? Orang dihormati itu karena isi manusianya," kata Oesman Sapta di Kompleks Parlemen, Senin (31/8/2015).

Karpet merah itu tak boleh dilintasi oleh sembarang orang. Hanya pimpinan DPR, MPR, DPD, serta tamu yang masuk kategori VIP yang diperbolehkan menginjaknya. Yang lainnya hanya boleh melintas di sisi kiri dan kanan karpet yang diberi garis pembatas itu. Jika ada yang nekat melintas di atas karpet merah, pihak pengamanan dalam (pamdal) Gedung Nusantara III DPR pasti akan mengingatkannya. Keberadaan karpet merah juga dianggap menghambat mereka yang beraktivitas di gedung itu.

Koordinator Formappi Lucius Karus mengatakan, jabatan pimpinan DPR bukan jabatan hierarkis sehingga menempatkan mereka menjadi pimpinan para anggota DPR. Semua anggota DPR memiliki kekuasaan yang setara. Jabatan pimpinan itu hanya bersifat fungsional.

"Jadi, gagah-gagahan pimpinan DPR dengan fasilitas khusus karpet merah bisa dianggap sebagai bentuk arogansi terhadap anggota DPR lain," kata Lucius dalam pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (1/9/2015).

Sejak awal, Setya Novanto ingin menjadikan DPR di bawah kepemimpinannya sebagai DPR yang modern. Namun, keberadaan karpet merah yang "eksklusif" dianggap bertentangan dengan keinginannya itu.

"Karpet merah simbol keeksklusifan. DPR yang eksklusif pasti tidak menghayati fungsi pokoknya sebagai bagian dari rakyat kebanyakan. Dengan kata lain, karpet merah adalah simbol kegagalan DPR menjadi wakil rakyat sesungguhnya," kata Lucius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com