JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang mengeluhkan adanya karpet merah yang dipasang di pintu masuk utama Gedung Nusantara III DPR. Karpet tersebut terbentang dari depan pintu masuk, hingga menuju lift ke ruang pimpinan DPR, MPR, dan DPD.
Biasanya, hanya pimpinan DPR, MPR, DPD, beserta tamu-tamu "VIP" yang boleh melewati karpet merah. Di sisi kiri dan kanan, karpet tersebut diberikan garis pembatas yang juga berwarna merah.
Pada bagian depan pintu masuk, seorang petugas pengamanan dalam (pamdal) selalu siap siaga. Jika ada yang mencoba melewati karpet merah selain orang-orang yang sudah ditentukan, maka mereka akan langsung ditegur dan diarahkan untuk masuk dari pintu sebelah kiri dan kanan yang tidak dilalui oleh karpet merah.
Karpet itu mulai terpasang sejak DPR Periode 2014-2019 yang dipimpin oleh Setya Novanto. "Saya minta itu dicabut lah, orang lewat jadi terganggu," kata Oesman Sapta yang tiba-tiba menyambangi press room DPR untuk mengeluhkan keberadaan karpet tersebut kepada wartawan.
Oesman Sapta sebagai Wakil Ketua MPR dan Wakil Ketua DPD mengaku sama sekali tak tahu mengenai pemasangan karpet itu. Tiba-tiba saja karpet sudah terpasang. Dia menilai, pemasangan karpet adalah inisiatif pimpinan DPR RI yang ingin dihormati.
"Lo pikir orang dihormati gara gara karpet? Orang dihormati itu karena isi manusianya," ujar dia.
Oesman Sapta juga menilai pemasangan karpet itu sama sekali tak mencerminkan lembaga wakil rakyat yang seharusnya dekat dengan rakyat. Adanya karpet merah itu justru membuat lembaga parlemen menjaga jarak dari rakyatnya.
"Harusnya Kalau ada tamu negara saja ini (karpet merah) baru dipasang," keluhnya.
Meski demikian, Oesman Sapta mengaku belum menyampaikan keluhannya ini secara langsung kepada pimpinan DPR atau pun pihak kesekjenan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.