JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin menyesalkan bentrokan yang kembali terjadi antara aparat TNI dan Polri. Terakhir, bentrokan terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Dia menilai, Anggota TNI dan Polri kini sudah melenceng dari tugasnya sebagi aparat penegak hukum dan penjaga ketertiban.
"Mereka itu kan diberikan senjata untuk melindungi rakyat, bukan untuk tempur antarsesama aparat," kata Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Hasanuddin mengatakan, bentrokan antara aparat TNI dan Polri yang kerap kali terjadi bukan hanya karena insiden yang terjadi di lapangan. Dia menilai, ada masalah kepemimpinan yang salah dalam kedua institusi ini sehingga bentrokan seringkali terjadi. (Baca: Kodam Wirabuana: Tidak Ada Pembakaran Kendaraan Polisi di Polewali Mandar)
"Ini peringatan keras untuk Panglima dan Kapolri. Tak boleh terjadi lagi," ujar politisi PDI-P ini.
Dia meminta pimpinan di kedua institusi segera mencari akar masalah mengapa bentrokan antaranggota sering terjadi. Purnawirawan TNI berpangkat Mayen ini menilai, bentrokan kerap terjadi karena kini tak ada lagi kedekatan antara perwira dan prajurit.
"Kalau kita dulu, perwira tinggal bersama prajurit, sekarang mungkin tidak ada lagi. Perwira tidur di luar, prajurit di barak," ucapnya.
Anggota TNI dan Polri kembali terlibat bentrokan, Minggu (30/8/2015). Kali ini terjadi di sirkuit permanen Sport Center Jalan Stadion, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar.
Dalam kejadian itu, seorang anggota Kompi Senapan B Yonif 732, Prada Yuliadi, tewas. (Baca: Kronologi Tertembaknya Anggota TNI di Polewali Mandar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.