Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Panwaslu Tersendat Dikhawatirkan Lemahkan Pengawasan Pilkada

Kompas.com - 28/08/2015, 20:05 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nasrullah mengatakan, anggaran bagi pengawas pemilu di beberapa daerah ternyata belum dicairkan sepenuhnya. Selain dapat mengurangi kinerja Panitia Pengawas Pemilu di tingkat daerah, minimnya anggaran yang diberikan berpotensi melemahkan kegiatan pengawasan pemilihan kepala daerah.

"Ada daerah yang memberi jauh sekali dari kebutuhan teman-teman (Panwaslu), sehingga mereka masih menggunakan uang pribadi mereka. Ada juga yang minta tolong provinsi untuk dibiayai, seperti di Tolitoli, baru Rp 250 juta yang dicarikan, dari jumlah total kebutuhannya yang saya kira sampai miliaran," ujar Nasrullah di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat (28/8/2015).

Salah satu daerah yang juga belum memberikan dana pengawasan adalah Kabupaten Malinau di Kalimantan Utara. Menurut Nasrullah, dalam nota perjanjian hibah daerah (NPHD), anggaran bagi Panwaslu di Malinau mancapai miliaran, namun hingga hari kedua kampanye pasangan calon kepala daerah, baru sebesar Rp 250 juta yang dicairkan.

Nasrullah mengatakan, lambatnya pencairan anggaran tersebut terkesan sebagai adanya upaya sistematis untuk melemahkan pengawasan terhadap peserta pilkada. Selain itu, Panwaslu dibuat seakan meminta-minta kepada pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran.

"Ada upaya agar Panwaslu harus bertemu orang yang mengeluarkan uang, belum lagi nanti ada tawaran deal-deal dulu. Saya bilang jangan mau, lebih baik tidak perlu pilkada, daripada harus ada deal-deal itu," kata Nasrullah.

Bawaslu meminta Kementerian Dalam Negeri untuk mengawasi daerah-daerah yang tidak serius dalam menyediakan anggaran bagi pengawas pemilu. Pasalnya, beberapa daerah beralasan bahwa pencairan masih menunggu penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada Oktober 2015. Menurut Nasrullah, alasan tersebut tidak memberikan kepastian bagi pengawas pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com