JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono meminta Presiden Joko Widodo untuk waspada dengan potensi krisis ekonomi global yang dapat berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia. SBY meminta Jokowi belajar dari pengalamannya saat menghindari krisis ekonomi global pada 2008 lalu.
"Indonesia memang sering alami gejolak. Dlm krisis 98 ekonomi kita jatuh, tetapi dlm krisis gobal 2008 kita selamat. Ambil pengalamannya," kata SBY melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, Senin (24/8/2015) malam.
Pada tahun 2008-2009 lalu, kata SBY, pemerintah bisa meminimalkan dampak krisis global karena pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, BUMN, ekonom, dan pimpinan media bersatu. (Baca: Masih Tertekan, Rupiah Pagi Melemah ke Posisi Rp 14.065 Per Dollar AS)
Jika ingin terhindar dari dampak krisis global sekarang ini, kata dia, hal yang sama harus dilakukan. Dia meyakini, di jajaran kabinet dan pemerintahan saat ini, tidak sedikit yang memahami ekonomi dan bisa ikut membantu mengatasi gejolak yang terjadi. Kuncinya adalah kerja sama yang solid dan efektif.
"Saat ini, yg diperlukan adlh kepemimpinan dg direktif yg jelas; solusi, kebijakan & tindakan yg cepat & tepat; serta dukungan semua pihak," tulis Ketua Umum Partai Demokrat ini. (Baca: Politisi PKS: Pak Jokowi Mungkin Lagi Pusing Mikirin Rakyat Kecil yang Semakin Sulit...)
SBY mengamati, masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai terdampak potensi krisis global yang dialami oleh negara-negara lain. Namun, dia mengaku masih percaya pemerintah Jokowi bisa mengatasi gejolak ekonomi saat ini.
"Menurut saya, manajemen krisis harus diberlakukan. Jgn 'underestimate' & jangan terlambat. Apalagi pasar & pelaku ekonomi mulai cemas," ucap dia. (Baca: Kalau Rupiah Tembus 15.000, Pebisnis Terancam Gulung Tikar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.