Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OC Kaligis Siap Sidang, asalkan Diizinkan Diperiksa di RSPAD

Kompas.com - 11/08/2015, 17:18 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum dari pengacara Otto Cornelis Kaligis, Johnson Panjaitan mengatakan, kliennya bersikeras menolak menandatangani pelimpahan berkas perkara ke penuntutan. Sebab, permintaannya diperiksa oleh dokter pilihan OC Kaligis tidak dikabulkan.

Menurut Johnson, OC Kaligis baru siap disidang jika Komisi Pemberantasan Korupsi mengizinkan Kaligis diperiksa oleh dokter di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.

"Kalau diberikan kesempatan, tentu ada tiga sampai empat hari pemeriksaan kesehatan itu bisa dilakukan dan diambil tindakan. Dan dia bisa penuh percaya diri untuk menghadapi proses pengadilan itu," ujar Johnson di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (11/8/2015).

Johnson mengatakan, dokter rumah tahanan KPK yang memeriksa Kaligis telah menunjukkan diagnosis penyakit yang diderita Kaligis. Meski Kaligis enggan menandatangani surat prlimpahan berkas, ia mengaku siap menghadapi praperadilan jika keinginannya terkait kesehatan dikabulkan KPK.

"'Jadi silakan saja', kata dia, 'Anda jalankan tugas Anda dan saya cuma minta satu menyangkut kesehatan'," kata Johnson.

Setelah itu, kata Johnson, pihaknya melakukan diskusi bersama penyidik dan jaksa penuntut umum KPK. Ia mengatakan, KPK akan mengusahakan proses pemeriksaan kesehatan Kaligis di RSPAD.

"KPK akan menjembatani proses pemeriksaan kesehatan sebagaimana keinginan OCK, diperiksa oleh dokter RSPAD," kata dia.

Pada Jumat (14/8/2015) mendatang, tim dari Ikatan Dokter Indonesia juga akan memeriksa kesehatan Kaligis. Meski akan didatangkan tim dari IDI, Johnson bersikeras ingin permintaan kliennya dipenuhi. Ia enggan Kaligis disebut memanfaatkan penyakitnya untuk menolak dibawa ke pengadilan.

"Dari situasi ini terlihat bahwa sebenarnya secara faktual sejak awal Pak OCK ini dalam kondisi sakit. Dan sakitnya sangat memprihatinkan dan penuh resiko karena menyangkut pembuluh darah di otak," ujar Johnson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com