Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Melangit, Kapolri Curigai Campur Tangan Pengusaha Nakal

Kompas.com - 11/08/2015, 15:54 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian mengusut penyebab tingginya harga daging sapi di pasaran. Kapolri curiga ada campur tangan pelaku usaha yang sengaja mematikan produksi dalam negeri sehingga harga daging sapi melambung.

"Tidak hanya masalah daging, semua komoditas impor itu (didatangkan) supaya harga tidak terlalu tinggi. Itu kami lakukan penelitian. Ada juga yang memang komoditas-komoditas produksi dalam negeri yang oleh pelaku usaha itu sengaja dimatikan sehingga mereka mengatur harga itu dengan semaunya saja. Itu yang tidak boleh," kata Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti di Jakarta, Selasa (11/8/2015).

Kendati demikian, menurut Badrodin, kepolisian masih perlu melakukan penelitian lebih jauh atas indikasi permainan pengusaha ini. Berdasarkan hasil rapat kabinet terbatas yang membahas persediaan daging sapi, Senin (10/8/2015), kelangkaan daging sapi di pasaran dilatarbelakangi banyak penyebab. Selain dugaan campur tangan pengusaha nakal, pemerintah mengakui bahwa suplai daging kurang sehingga perlu ditambah melalui impor.

"Distribusi impornya juga kurang, kemudian juga ada yang nakal-nakal itu, sehingga penelitian harus dilakukan," ujar Badrodin.

Mengenai aksi mogok para pedagang daging sapi, Badrodin menilai ada kejanggalan. Menurut Badrodin, pihak yang sewajarnya melakukan aksi demonstrasi jika harga daging mahal adalah konsumen, bukan penjual.

"Yang komplain kalau harganya tinggi kan harusnya masyarakat, (mereka protes) kenapa harganya tinggi. Pedagang, penjual, tentu mengambil untung dari situ," kata dia.

Badrodin juga mengatakan bahwa kepolisian siap melakukan tindakan hukum jika ada indikasi pelanggaran undang-undang terkait mahalnya harga sapi di pasaran pada saat ini.

Kepolisian Daerah Metro Jaya pernah menerima laporan mengenai adanya tekanan dari vendor terhadap para pedagang daging sapi. Di tengah kondisi harga daging sapi yang masih tinggi, tiba-tiba saja ketersediaan salah satu bahan pangan sumber protein itu lenyap akibat aksi mogok para pedagang sejak Minggu (9/8/2015) sampai Rabu (12/8/2015).

Aksi mogok tersebut merupakan bentuk protes pedagang atas kebijakan pemerintah yang membatasi impor sapi bakalan hanya 50.000 ekor. Kebijakan ini membuat pasokan sapi menjadi tersendat. (Baca: Pedagang Mogok Jualan, Stok Daging Sapi di Pasar Menghilang)

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan, aksi mogok berdagang ini terjadi di seluruh Jabodetabek, serta sebagian Jawa Barat dan Banten. "Kami mogok jualan daging karena harga terus naik, bahkan sampai tiga kali dalam seminggu terakhir, dan hal ini telah merugikan kami," ujar Asnawi, seperti dikutip Kontan.

Dia mengatakan, kenaikan harga daging di tempat pemotongan hewan atau jagal sebesar Rp 2.000-Rp 4.000 per kilogram (kg). Tak pelak, kondisi ini menimbulkan kerugian Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per hari bagi pedagang lantaran modal mereka habis untuk membeli sapi yang harganya naik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com