Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Hitam Pilkada Diprediksi Tak Sekeras Pilpres

Kompas.com - 02/08/2015, 20:00 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat media sosial, Nukman Luthfie, memprediksi bahwa kampanye hitam melalui internet menjelang pemilihan kepala daerah serentak tidak akan seramai pemilihan presiden tahun lalu. Menurut dia, kampanye hitam kemungkinan masih ada, tetapi kampanye negatif akan lebih banyak.

"Pilkada kali ini enggak sekeras pilpres. Jadi black campaign enggak dominan, bahkan kayaknya enggak ada. Yang ada negative campaign," ujar Nukman saat dihubungi, Minggu (2/8/2015).

Menurut Nukman, salah satu hal yang membuat panasnya perang di dunia maya pada Pilpres 2014 adalah adanya dua calon, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto, yang memiliki massa pendukung sama kuat. Selain itu, banyak isu yang bisa diungkit oleh para pendukungnya untuk menjatuhkan satu sama lain. Kondisi itu berbeda dari calon-calon kepala daerah dalam pilkada tahun ini.

"Jokowi versus Prabowo, yang sama-sama punya pendukung garis keras di social media, isunya pun banyak," kata Nukman.

Secara terpisah, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar mengatakan bahwa media sosial akan tetap menjadi sarana kampanye bagi para calon kepala daerah. Ia memperkirakan, "aktor" yang bermain di media sosial selama pilkada akan semakin variatif.

"Soal fitnah tetap (ada). Saya rasa polarisasi pilkada jauh lebih variatif aktor dan isunya," kata Haris.

Namun, kata Haris, bisa juga pilkada serentak akan sepi dari kampanye hitam di media sosial karena banyaknya calon tunggal. Ia berpendapat bahwa pemerintah tidak dapat mencegah adanya kampanye hitam maupun negatif tersebut. Yang dibutuhkan adalah kesadaran bersama untuk menyukseskan pilkada dengan baik.

"Perlu edukasi bersama, bukan dari pemerintah. Makin pemerintah bicara, makin enggak dianggap kan oleh masyarakat," ujar Haris.

Pilkada serentak tahun ini direncanakan berlangsung pada 9 Desember 2015 di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 36 kota. Hingga Sabtu kemarin, setidaknya ada 11 daerah yang hanya memiliki satu bakal calon pasangan kepala daerah. Jika hanya ada calon tunggal di daerah tersebut, maka pilkada akan ditunda hingga 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com