Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2015, 07:58 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan mengatakan, partainya tak masalah jika ada perwakilan dari partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih masuk jajaran menteri Kabinet Kerja. Pernyataannya ini menanggapi wacana akan masuknya KMP jika Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet.

"Bagi saya tidak masalah kalau Presiden mau masukkan KMP ke kabinet, asal jangan ada dikotomi parpol-nonparpol di dalam reshuffle," kata Daniel, Selasa (30/6/2015).

Ia mengungkapkan, saat Presiden Jokowi menyusun kabinet, sejumlah kalangan mendorong agar 'menyingkirkan' kader parpol dari kabinet. Akan tetapi, menurut dia, kinerja mesin pemerintahan saat ini justru terpuruk pada sektor ekonomi yang para menterinya diisi oleh profesional.

Menurut Daniel, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini menurun, nilai tukar rupiah terhadap dollar yang anjlok, inflasi dan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi, berimbas pada kesejahteraan masyarakat.

"Saat ini keterpurukan justru berasal dari menteri-menteri non parpol yang terbukti tidak memberikan kontribusi mewujudkan nawacita dan janji presiden," ujarnya.

Nasdem juga tak masalah

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem, Patrice Rio Capella mengatakan, hingga kini Presiden Jokowi belum mengajak partai pengusungnya membahas wacana memasukkan KMP ke dalam kabinet. Bagi Nasdem, hal itu tak menjadi masalah.

"Bagi kami partai penyokong tidak ada persoalan kalau memang Presiden akan mengajak partai lain di luar KIH untuk bergabung dalam pemerintahan," ujar Rio.

Presiden, kata dia, perlu mengajak orang-orang yang memang memiliki keinginan bersama untuk membangun bangsa dan negara. Ia juga setuju agar Presiden tidak mendikotomikan parpol dan nonparpol apabila berencana merombak kabinet.

"Kalau dia punya kapasitas dari parpol, menurut saya enggak ada masalah. Dengan begitu kan ada kegotongroyongan. Kan negeri ini negeri kita sama-sama juga," ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Fraksi PPP Arsul Sani menyatakan, semakin banyak kekuatan politik yang mendukung pemerintahan akan semakin bagus. Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada Jokowi.

"Misalnya Jokowi memberi jatah kepada parpol, tapi parpol ingin menunjuk profesional itu kan bisa juga," kata dia.

Penghinaan Presiden

Terkait penghinaan terhadap Jokowi, politisi senior PDI Perjuangan, Pramono Anung mengaku telah mendengarkan rekaman percakapan itu sejak tiga minggu lalu. Menurut dia, penghinaan terhadap Presiden tersebut disampaikan di dalam komunitas terbatas.

"Bicara beberapa aspek dan ketika Beliau (Jokowi) mendengar terkejut," kata Pramono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com