JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani angkat bicara soal isu perombakan kabinet (reshuffle) yang berhembus kuat beberapa hari ini. Menurut Puan, sebelum perombakan itu dilakukan, Jokowi perlu berbicara dengan koalisi.
"Silaturahmi itu kan memang harus diperlukan dan selama itu adalah buat kebaikan bangsa atau masa depan bangsa ini, saya rasa itu harus dilakukan," ujar Puan di Istana Kepresidenan, Senin (29/6/2015).
Puan juga menilai pertemuan Presiden dengan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Ma'arif, yang berlanjut dengan bertemu para ekonom, sebagai hal yang wajar. Presiden, sebut politisi PDI-P itu, memang memerlukan pandangan berbagai pihak jika diperlukan, termasuk dengan koalisi.
Saat ditanyakan apakah reshuffle perlu dilakukan saat ini, Puan mengelak. "Itu prerogatif Presiden. Jadi yah kita lihat bagaimana nanti keputusan presiden," ucap putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri tersebut.
Sinyal Presiden Jokowi melakukan reshuffle kian menguat dengan adanya dua pertemuan tertutup yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta itu hari ini. Pertama, Jokowi bertemu dengan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif. Buya Syafii mengakui Jokowi berkonsultasi dengannya soal perombakan kabinet. (Baca: Syafii: Presiden Jokowi Isyaratkan Lakukan "Reshuffle")
Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetiantono, pun menyebutkan Presiden mengeluhkan sulitnya mencari orang yang tepat untuk mendorong perekonomian Tanah Air. Para pengamat sempat mengusulkan nama mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indirawati yang kini menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. (Baca: Kepada Ekonom, Jokowi Nyatakan Akan Rombak Tim Ekonomi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.