JAKARTA, KOMPAS.com - Para pekerja profesional di kawasan Jalan Sudirman, Kuningan, dan Thamrin di Jakarta mendesak Presiden Joko Widodo segera melakukan reshuffle atau perombakan kabinet karena dianggap belum bekerja secara optimal. Hal ini terungkap dalam survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) yang dilakukan pada 26 Mei-3 Juni 2015.
"Sebanyak 60,4 persen pekerja menyatakan Presiden perlu melakukan reshuffle. Cuma 38,0 persen yang mengatakan tidak perlu," kata juru bicara KedaiKOPI, Hendri Satrio, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (21/6/2015).
Desakan itu muncul akibat kebijakan pemerintahan Jokowi yang dinilai tidak tepat. Contohnya kebijakan harga bahan bakar minyak yang ditentukan berdasarkan mekanisme pasar, impor beras, kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan harga gas, penambahan utang, hingga penempatan mantan anggota tim sukses di perusahaan badan usaha milik negara.
Survei itu menunjukkan bahwa sebanyak 67,6 persen responden menilai perombakan kabinet cukup mendesak. Sebanyak 15,6 persen lainnya mengatakan sangat mendesak. Hanya 14,9 persen yang menilai reshuffle kurang mendesak.
Kalangan profesional menilai waktu satu tahun adalah waktu paling tepat untuk melakukan perubahan kabinet. Mereka menilai bahwa dalam setahun pemerintahan, dapat dilihat apakah para menteri sudah bekerja secara optimal atau tidak.
"Sebanyak 40 persen yang menilai Jokowi sebaiknya me-reshuffle setelah satu tahun pemerintahan," kata dia.
Survei ini melibatkan oleh 250 responden pekerja profesional yang bekerja di kawasan Jalan Sudirman, Thamrin, dan Rasuna Said. Pemilihan sampel dilakukan metode purposive sampling. Responden dipilih berdasarkan karakteristik tertentu, di antaranya berpenghasilan di atas Rp 5 juta, mempunyai mobil, memilih latar belakang pekerjaan di salah satu unit seperti perbankan, akuntan, memiliki jabatan sekurang-kurangnya asisten manajer. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.