Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Calon Panglima TNI Gatot Nurmantyo

Kompas.com - 10/06/2015, 11:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo telah memilih Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggal panglima TNI. Nama Gatot diusulkan Jokowi ke DPR pada Selasa (9/6/2015) sore.

Bila lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan di DPR, Gatot akan menjadi panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Moeldoko yang akan pensiun pada 1 Agustus 2015. Berikut profil Gatot Nurmantyo yang dihimpun dari Litbang Kompas dan sumber lain:

Nama lengkap: Gatot Nurmantyo

Tempat, tanggal lahir: Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960
Agama: Islam
Jabatan: Kepala Staf TNI Angkatan Darat

Pendidikan:
Umum:
- Akamil (1982)

Perjalanan karier:
Jabatan:
- Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam II/Slw
- Dankipan B Yonif 320
- Dankipan C Yonif 310
- Kaurdal Denlatpur
- ADC Pangdam III/Slw
- Ps Kasi 2 Opsrem 174/PTM
- Danyonif 731 REM/PTM
- Dandim 1707/Merauke
- Dandim 120/Jayapura
- Sespri Wakil KSAD
- Danbrig 1/Pks Dam Jaya
- Asops Kasdam Jaya
- Danrindam Jaya
- Danrem 061/Suryakencana (2006-2007)
- Kasdiv 2 Kostrad (2007-2008)
- Dirlat Kodiklatad (2008-2009)
- Gubernur Akmil (2009-2010)
- Pangdam V/Brawijaya (2010-2011)
- Komandan Kodiklat TNI AD (2011-2013)
- Pangkostrad (2013-2014)

Kegiatan lain:
- Wakil Sekjen PB PJSI (2010)

Keluarga:
- Nenny (istri)
- Anak: 3 orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com