Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenaker Akan Kembalikan 16.000 Pekerja Anak ke Sekolah

Kompas.com - 05/06/2015, 03:58 WIB

MATARAM, KOMPAS.com - Kementerian Tenaga Kerja akan mengembalikan 16.000 pekerja anak ke sekolah pada 2015, agar mendapat pendidikan yang layak. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan (Binwas), Kementerian Tenaga Kerja, Herman PH mengatakan, 16.000 anak itu merupakan bagian dari 1,7 juta pekerja anak yang terdata sejak 2008 hingga 2014.

"Sebagian besar dari mereka usia sekolah menengah pertama yang meninggalkan bangku sekolah demi membantu ekonomi keluarganya," kata Herman usai membuka kegiatan pelatihan tenaga pendamping perlindungan pekerja anak (PPA) dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Mataram, Kamis (4/6/2015).

Dari total 1,7 juta pekerja anak di Indonesia, kata dia, sebanyak 33.110 yang sudah diberikan pendampingan dan sudah kembali ke sekolah mengenyam pendidikan.

"Dengan tambahan 16.000 anak yang diberikan pendampingan tahun ini, maka jumlah pekerja anak yang akan kembali ke sekolah sebanyak 49.110 anak. Tentu ini angka yang masih kecil jika melihat total jumlah pekerja anak," ucapnya.

Menurut Herman, anak tidak bisa disalahkan karena mereka bekerja seperti orang dewasa hanya demi mendapatkan uang, namun kalau dibiarkan mereka akan menjadi pekerja tetap. Untuk itu, kata Herman, pihaknya memprogramkan PPA dan PKH sejak 2008, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Para pekerja anak yang dikembalikan ke sekolah dan diberikan bantuan sarana peralatan dan pakaian seragam.

Kemudian mulai tahun anggaran 2015, kata dia, sebanyak 16.000 pekerja anak yang akan dikembalikan ke sekolah akan memperoleh dana bantuan masing-masing Rp300 ribu per bulan. Namun hanya selama satu tahun pendampingan. Dana tunai itu dapat diambil melalui kantor Pos Indonesia, yang sudah menjalin kerja sama dengan Kemenaker.

"Nanti kalau sudah satu tahun berjalan, bantuan dihentikan. Karena mereka sudah kembali ke sekolah maka itu menjadi ranah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemenaker hanya mengentaskan pekerja anak saja," ucapnya.

Ia mengatakan, selama tahun pertama, tenaga pendamping PPA dan PKH akan terus melakukan pemantauan terhadap pekerja anak yang sudah kembali ke sekolah agar anak tidak lagi kembali menjadi pekerja.

Tenaga pendamping yang direkrut berasal dari unsur lembaga swadaya masyarakat dan pemerhati anak. Mereka juga akan tetap melakukan komunikasi dengan orang tua atau keluarga pekerja anak yang sudah kembali ke sekolah.

"Tenaga pendamping akan terus memantau dan memberikan laporan rutin. Jangan sampai anak yang didampingi kembali bekerja demi mencari uang," kata Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com