Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yorrys Raweyai: Kami Pegang Aspek Legal, Kubu Ical Punya Apa?

Kompas.com - 25/05/2015, 18:28 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya rekonsiliasi dua kubu yang berkonflik di Partai Golkar masih berjalan alot. Meski ada wacana islah, kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie sama-sama bersikukuh memiliki dasar hukum yang sah.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Munas Jakarta, Yorrys Raweyai, menuding kubu Munas Bali tak memiliki dasar untuk mengesahkan kepengurusannya.

"Kami punya dua aspek legal, dari Kumham (Kementerian Hukum dan HAM) dan Mahkamah Partai. Mereka punya apa? PTUN itu memang kapan bisa digunakan?" ujar Yorrys di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Pada hari ini, Yorrys bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan yang juga mantan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Sebelum Luhut, Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie juga sudah beberapa kali bertemu dengan Luhut untuk membicarakan konflik Golkar.

Seperti Aburizal, Yorrys juga kerap menemui Luhut. Perbincangan pun diakuinya terkait berbagai hal, termasuk konflik Golkar. Yorrys mempertanyakan kubu Aburizal yang baru melontarkan wacana islah belakang ini.

"Coba dilihat siapa yang pertama kali mengajak islah? Kami selalu buka itu. Pertanyaan kenapa mereka baru sekarang ?" kata dia.

Yorrys mengklaim kepengurusan yang dibentuk dari hasil Munas Jakarta sudah memasukkan sejumlah pendukung Aburizal di dalam kepengurusannya sebagai bentuk islah. Namun, mereka bersikeras ketua umum tetap dijabat oleh Agung Laksono yang disahkan berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM. Mereka juga menyimpulkan keputusan Mahkamah Partai berpihak kepada kepengurusan Munas Jakarta.

Yorrys menyadari konflik Golkar yang berkepanjangan telah membuat kader khawatir dalam menghadapi pilkada serentak yang akan mulai tahap pendaftaran pada 26-28 Juli mendatang. Namun, dia berpendapat, jalan terbaik yang paling bisa diambil adalah dengan melakukan islah dan tetap memantau proses hukum yang sedang berjalan.

"Kita proses aja islah ini dengan proses hukum yang sudah jalan. Nanti sampai deadline lihat saja mana yang diakui Kumham, dia yang tanda tangan," ujar Yorrys.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com