JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Komunikasi Presiden yang baru saja dibentuk Presiden Joko Widodo merupakan langkah positif untuk kembali menata pola komunikasi pemerintah. Tim ini diharapkan dapat mencegah kembali terjadinya blunder yang pernah dilakukan Presiden Jokowi maupun para menterinya dalam melontarkan pernyataan.
"Saya memandangnya tim ini positif meski agak terlambat. Seharusnya sudah sejak awal dibentuk sehingga blunder yang ada tidak terjadi," kata Direktur Eksekutif Political Communication Institute Heri Budianto saat dihubungi, Selasa (12/5/2015).
Heri tidak meragukan keberadaan Teten Masduki dan Sukardi Rinakit dalam Tim Komunikasi Presiden. Keduanya memiliki pengetahuan tentang dunia politik dan dipandang perlu dalam membentuk pola komunikasi presiden sehingga tak menimbulkan kesalahan yang berujung pada kegaduhan di publik.
Kesalahan itu antara lain terjadi ketika Presiden Jokowi menyatakan bahwa ia tidak membaca peraturan presiden soal uang muka pengadaan mobil bagi pejabat negara. Kesalahan lain yang menjadi sorotan publik adalah pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno soal dukungan masyarakat terhadap lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi.
Heri berharap agar Tim Komunikasi Presiden dapat menentukan isu-isu apa saja yang dianggap perlu untuk disinggung oleh Presiden. Keberadaan tim itu juga diperlukan untuk menyusun perencanaan komunikasi bagi para menteri, termasuk keseragaman konten pembicaraan, sehingga tidak ada lagi perbedaan pernyataan antara presiden dengan para menterinya.
"Dalam bayangan saya, tim komunikasi ini harus memiliki perencanaan komunikasi yang baik. Paling tidak memiliki guidance yang kami sebut perencanaan komunikasi yang bisa dipakai untuk mengimpun apa saja yang sudah dilakukan para menteri. Paling tidak begitu, atau menata mana saja menteri yang bisa bicara kepada publik mana yang tidak," ujar Heri.
Menurut dia, selama ini kekurangan paling menonjol dari pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla adalah dari segi komunikasi. Pekerjaan pemerintah yang sudah dilakukan dianggap belum terekspose seluruhnya, tetapi justru kegaduhan akibat blunder dalam memberikan pernyataan.
Tim Komunikasi Presiden dibentuk oleh Jokowi dan beranggotakan Teten Masduki, yang sebelumnya menjabat staf khusus Sekretaris Kabinet, serta Sukardi Rinakit, yang merupakan staf khusus Menteri Sekretaris Negara.
Teten dan Sukardi sudah cukup lama mendampingi Jokowi. Pada Pemilu Presiden 2014, keduanya kerap membantu menyiapkan naskah pidato Jokowi. Tugas itu berlanjut saat Teten dan Sukardi masuk ke dalam lingkungan Istana. Dengan jabatan baru sebagai tim komunikasi, Teten dan Sukardi akan mengonsolidasikan segala urusan komunikasi Presiden ke publik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.