Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Gerakan Nasional Bersama Netizen Selamatkan SDA Migas Indonesia

Kompas.com - 15/04/2015, 13:04 WIB
advertorial

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kompasiana Seminar Nasional bertema Penyelamatan Sumber Daya Alam Migas di Indonesia menjadi momentum gerakan nasional. Pemerintah pusat dan daerah yang dipertemukan dalam seminar ini, mengajak ratusan peserta seminar terdiri dari para pewarta warga (netizen/blogger), kalangan akademisi, pelaku industri migas  untuk menjadi bagian dalam gerakan penyelamatan SDA Migas Indonesia.

Inilah pesan yang disampaikan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak, dalam paparanya kepada peserta seminar yang hadir memenuhi ruang Betawi di Hotel Santika Premiere Slipi Jakarta, Senin (13/4/2015). 

“Ini momentum, ada action plan, saya berterima kasih bisa menyampaikan masalah ini. Awalnya saya pesimis, kemudian diundang Presiden untuk kesepakatan, Deklarasi Penyelamatan SDA Indonesia. Penyelamatan SDA ini bukan hanya untuk Kaltim tapi Indonesia, saya mengajak saudara, kalau mau, untuk mendukung gerakan nasional penyelamatan SDA, “ kata Awang.

Deklarasi menjadi penting karena menurut Awang, SDA Migas di Indonesia selama ini lebih dinikmati oleh investor, konglomerat, yang tidak pernah dire-investasikan di Kaltim dan Indonesia. Awang juga mengatakan upayanya selama 10 tahun menjadi anggota DPR RI dalam rangka penyelamatan SDA Migas belum berhasil.

“Rencana aksi sudah disusun. Ada Peraturan Gubernur No 17/2015 yang mudah-mudahan bisa menjadi instruksi Presiden,” kata Awang.

Sebagai Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas, Awang juga mengatakan sumber daya manusia Indonesia siap mengelola migas melalui perusahaan daerah.

“Kita mampu menyediakan dana, bisa mengelola, siap menanggung semua risiko. Gerakan penyelamatan SDA sudah betuk-betul direalisasikan. Jangan hanya simbolis, kita mulai aksi bersama, bukan untuk Kaltim tapi bangsa Indonesia,” katanya.

Ketua DPD RI, Irman Gusman, yang juga hadir sebagai panelis Seminar Nasional mengatakan penyelamatan SDA Migas memang sudah saatnya. Terkait Blok Mahakam yang akan habis kontraknya pada 2017, Irman mengatakan Blok Mahakam harus dimiliki 100 persen, melibatkan SDM dalam negeri untuk kemakmuran rakyat dan didukung kebijakan yang jelas.

Now or never, 15 tahun berwacana terus. Saatnya membangun bangsa dengan kebijakan strategis, mudah-mudahan SDA bukan kutukan tapi penyelamat bangsa,” paparnya.

Irman meyakini kekuatan blog, netizen, yang menurutnya bagian dari silent majority dengan nuraninya bisa turut andil dalam penyelamatan SDA Migas.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM, Sudirman Said dalam pembukaan seminar  juga menyampaikan harapannya kepada para blogger, para penulis yang menurutnya lebih mampu menjaga suasana kebatinan, untuk  menyampaikan pesan kepada masyarakat.  Menurutnya, melalui Seminar Nasional ini, para blogger bisa mendapatkan informasi dari para pakar dan pengambil kebijakan untuk kemudian menyampaikan pesan lebih baik.

“Jangan meninabobokan masyarakat masyarakat dengan kebijakan politis, harus diberikan realita,” katanya.

Melalui paparan para panelis Kompasiana Seminar Nasional inilah terungkap berbagai masalah dalam kegiatan industri hulu migas, terutama alih kelola Blok Mahakam mulai 1 Januari 2018.

Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM, Widyawan Prawiraatmadja, mengatakan terkait alih kelola Blok Mahakam, sikap pemerintah sudah jelas. Menurutnya, sudah seharusnya SDA Migas dikelola bangsa sendiri, pengelolaan ada di bawah BUMN.

“Pemerintah sudah memutuskan dan ini proses alih kelola dari kontraktor lama menjadi Pertamina, dan Pertamina diperkenankan melakukan kerjasama diminta mengakomodasi aspirasi daerah, sehingga keinginan kita melakukan proses alih kelola dengan baik bisa terjadi,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com