Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi Golkar Tak Dirombak, Agus Gumiwang Ancam Laporkan Pimpinan DPR

Kompas.com - 26/03/2015, 09:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI dari kubu Agung Laksono, Agus Gumiwang, mengancam akan melaporkan pimpinan DPR ke penegak hukum apabila tidak segera memproses perombakan fraksi. Perombakan Fraksi Golkar dilakukan setelah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengesahkan kepengurusan DPP Golkar di bawah kepemimpinan Agung Laksono.

Menurut Agus, surat keputusan Menkumham itu tidak bisa ditunda meski ada gugatan hukum ke pengadilan oleh pengurus dari kubu Aburizal Bakrie.

"Kami anggap siapa pun yang tidak menjalankan SK Menkumham, berarti melakukan perbuatan melawan hukum, khususnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Pasal 67 ayat 1 dan ayat 2, konsekuensinya akan kami laporkan pada penegak hukum," ujar Agus saat dihubungi, Rabu (25/3/2015).

Agus menegaskan bahwa pimpinan DPR tidak kebal terhadap hukum. Oleh karena itu, ia menilai pimpinan DPR yang tidak melaksanakan SK Menkumham telah melawan hukum.

Agus telah mengirimkan surat perombakan Fraksi Partai Golkar kemarin. Surat itu diajukan untuk mengingatkan kembali pimpinan DPR untuk mengeksekusi SK Menkumham. Dalam surat itu, Agus memberikan tenggat waktu kepada pimpinan DPR untuk mengeksekusi SK Menkumham tersebut hingga Jumat (27/3/2015) pukul 14.00.

"Sesungguhnya kami bisa ambil alih sejak kemarin, tapi kami kan persuasif karena semuanya kekeluargaan," kata dia.

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, mengatakan bahwa surat dari kubu Agung itu akan kembali dibacakan dalam rapat paripurna. Namun, bukan berarti pimpinan DPR menyetujui perombakan fraksi. Dia juga tidak sependapat dengan Agus Gumiwang, yang menyebut pimpinan DPR melanggar undang-undang jika tidak memproses perombakan itu.

"Tidak ada undang-undang yang dilanggar. Kita masih dalam proses, belum selesai," ucap Fadli.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu mengatakan, apabila kubu Agung yakin bahwa SK Menkumham tidak akan dibatalkan oleh hakim Pengadilan Tata Usaha Negara, maka dia meminta untuk bersabar. "Tidak usah paksakan diri, kalau mereka punya kepercayaan diri, tunggu saja putusan dari PTUN. Kenapa harus memaksakan diri?" ucap Fadli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com