Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung: Eksekusi Mati Bukan Sesuatu yang Menyenangkan

Kompas.com - 05/03/2015, 15:21 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan persiapan eksekusi terpidana mati haruslah dilakukan secara matang. Dia mengakui menghukum mati adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.

"Eksekusi mati ini bukan sesuatu yang menyenangkan ya, makanya kita harus lakukan dengan kehati-hatian, bukan takut, bukan ragu," kata Prasetyo saat dihubungi, Jumat (5/3/2015).

Lantaran perlu dilakukan secara matang, Prasetyo menilai eksekusi mati tidak dapat tergesa-gesa dilaksanakan. Kejagung ingin memastikan bahwa seluruh hak terpidana sudah terpenuhi.

Prasetyo juga mengatakan, Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI terus berkomunikasi jelang pelaksanaan eksekusi terpidana mati kasus narkoba gelombang kedua. Koordinasi itu dilakukan antara tim jaksa eksekutor dengan tim regu tembak dari Polri.

"Kemarin ada rapat di Cilacap, tentunya mereka saling memberi informasi perkembangan terakhir dari semua unsur terkait," kata Prasetyo.

Sebelumnya, Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, sudah ada regu tembak yang disiapkan kepolisian di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Selain regu tembak, polisi juga menyiagakan aparat kepolisian untuk mengamankan lokasi sekitar tempat eksekusi mati terpidana narkoba gelombang kedua ini.

"Sudah siap. Sesuai ketentuan, kalau regu itu kan satu terpidana itu 13 orang," kata Badrodin seusai sidang paripurna kabinet di Istana Kepresidenan, Rabu (4/3/2015).

Dia menjelaskan, dengan adanya 10 terpidana yang akan dieksekusi, maka Polri menyiapjan 130 personel penembak. Seluruh regu tembak itu berasal dari Polda Jawa Tengah dan telah berada di Nusakambangan.

Selain menyiapkan regu tembak, kepolisian juga menambah anggota kepolisian untuk pengamanan selama proses eksekusi berlangsung. "Sekitar 250 personel. Ada yang mengamankan para petugasnya di sana," kata Badrodin.

Pada Januari 2015, Kejaksaan telah mengeksekusi enam terpidana mati kasus narkoba. Pemerintah mengklaim hukuman mati harus dilakukan sebagai bentuk komitmen untuk memberantas peredaran narkoba. Eksekusi hukuman mati di Indonesia ini kemudian mendapat kecaman dunia internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com