"Dalam kondisi partai yang beberapa bulan lalu, sebelum pilpres, kita dikatakan partai yang akan karam. Tapi karena ada turbulensi politik, Demokrat diambil alih oleh SBY," ujar Boyke di Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Saat itu, kata Boyke, Demokrat sedang bermasalah karena banyak kadernya yang terjerat kasus korupsi serta keretakan di internal yaitu perselisihan sesama kader. Sejumlah pihak mulai dari pengamat politik hingga lawan politik lantas menganggap sinar Demokrat meredup. Bahkan, Demokrat diprediksi hanya memperoleh dua hingga persen dalam Pemilu Legislatif.
"Tapi setelah diambil alih presiden (SBY) kita punya nilai 10 persen, hampir 12 juta masyarakat memilih kita. Itu memutar balik analisa dan prasangka buruk lawan politik partai Demokrat," kata Boyke.
Oleh karena itu, Angkatan Muda Demokrat sepakat mengusung SBY kembali menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020. SBY dianggap mampu meningkatkan elektabilitas partai dan memulihkan citra Demokrat.
"Harapan kami dari sekian banyak pilihan (kader), kami jatuhkan ke SBY karena rekam jejaknya, loyalitasnya, bahkan caranya memimpin partai dari yang hampir tenggelam jadi terangkat," ujar Boyke.
Ia berharap, tidak hanya mengembalikan marwah Partai Demokrat di dunia politik, tapi juga mampu mengungguli Pemilihan Presiden tahun 2019. "Insya Allah di tangan SBY kita akan kembali jaya pada pertarungan presiden 2019," ujar Boyke.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.