Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Rajasa: Tak Mungkin Khianati Teman-teman

Kompas.com - 26/02/2015, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Ketua Umum Partai Amanat Nasional periode 2010-2015 Hatta Rajasa sukses mendongkrak perolehan suara partai pada Pemilu Legislatif 2014. Setelah perolehan suara terus melorot pada dua pemilu sebelumnya, PAN di bawah Hatta meningkatkan perolehan suara hingga 53 persen. Jika pada Pemilu 2009 PAN hanya meraih 6,2 juta suara, suara PAN pada Pemilu 2014 naik menjadi 9,4 juta.

Tak hanya itu, Hatta juga menjadi kader PAN pertama yang diusung menjadi calon wakil presiden. Namun, prestasi itu tak lantas membuat Hatta ingin kembali memimpin PAN.

Awalnya, Hatta tak berpikir untuk maju lagi dalam bursa pemilihan ketua umum pada Kongres IV di Nusa Dua, Bali. Namun, setelah menimbang berbagai hal, Hatta memutuskan ikut bertarung dalam pesta demokrasi partai pada kongres yang digelar 28 Februari-2 Maret 2015 itu. Berikut petikan wawancara Kompas dengan Hatta di rumahnya di bilangan Fatmawati, Jakarta, Selasa (24/2) malam.

Apa alasan mencalonkan diri lagi menjadi Ketua Umum PAN?

Sejak awal kawan-kawan daerah sudah meminta saya untuk maju kembali karena baru pada pemilu kali ini PAN mengalami titik balik, perolehan pemilu naik hingga 53 persen. Namun (saat itu), saya mengatakan tidak, saya tidak akan maju lagi. Saya katakan, silakan Pak Zul (Zulkifli Hasan) menjadi ketua umum dan saya di MPP (Majelis Pertimbangan Pusat).

Lalu, dari mana akhirnya keputusan maju lagi?

(Berdasarkan) Pertemuan sembilan tokoh PAN pada 27 November dan rapat harian setelah itu, Pak Amien (Ketua MPP PAN Amien Rais) justru mempersilakan saya maju. Karena keputusan sembilan tokoh PAN menyebutkan, didorong sebuah kompetisi yang sehat.

Saat itu saya tidak menjawab, agak shocked, bingung. Mengingat, ini di luar dua alternatif yang sebelumnya disodorkan Pak Amien, yakni continuing (menjadi ketua umum untuk periode kedua) atau changing (pergantian). Sementara teman-teman banyak yang mendorong. Dalam kebingungan itu, pada 8 Desember, saya berangkat umrah. Pulang umrah saya putuskan, bismillah saya maju.

Selain dorongan teman-teman, alasan saya maju lagi, tiada lain ingin mendedikasikan waktu saya untuk membesarkan partai, menyumbangkan pikiran dan tenaga saya untuk membesarkan partai. Sebab, saya meyakini, melalui partai ini saya bisa memberikan arti yang besar bagi bangsa dan negara.

Masalah pribadi buat saya sudah selesai, tidak ada. Saya ingin membangun kader, mencetak kader lebih baik, membesarkan partai, banyak sekali anak muda yang direkrut. Mengapa? Karena saya ingin partai ini menjadi partai terbuka, modern. Menjadi partai tengah, yakni partai nasionalis, partai kebangsaan, partai religius. Apa pun agamanya, yang penting dia religius.

Jadi benar, Anda pernah meminta Pak Zul menjadi ketua umum dan Anda Ketua MPP?

Betul, betul. Tetapi, rupanya itu tidak terkomunikasikan baik dengan Pak Amien. Kalau itu terkomunikasikan baik, ketika saya bertemu Pak Amien pada 27 November, pasti jawabannya, "Pak Hatta bagaimana kalau Ketua MPP?" Dan, dengan senang hati saya terima karena memang itu target saya. Tetapi, justru diadakan pertemuan 9 tokoh partai yang memutuskan itu (kompetisi secara demokratis).

Secara tersirat, Pak Amien ingin Anda mundur. Bagaimana?

Setelah saya memutuskan maju, muncul istilah PAN tidak punya tradisi ketua umum dua periode. Padahal, saya sendiri diminta maju di rapat harian. Sebenarnya sejak awal saya ingin di MPP.

Baru setelah rakernas (rapat kerja nasional) 7 Januari, Pak Amien mengatakan agar saya menjadi Ketua MPP. Tetapi, saat itu, saya sudah memutuskan maju sehingga saya tak bisa memutuskan sendiri. Saya bertanya kepada para pendukung. Saya katakan kepada teman-teman, bagaimana kalau saya Ketua MPP, Pak Zul ketua umum karena menurut saya itu bagus. Tetapi, ada yang menangis, ada yang emosi, segala macam. Saya putuskan tetap maju demi keutuhan partai.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com