Seperti diketahui Badrodin ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian RI menggantikan Komjen Budi Gunawan yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Harusnya Badrodin bisa lakukan banyak langkah yang mengembalikan trust (kepercayaan), oleh karena itu besok teman-teman akademisi ingin mendukung Badrodin," kata Imam di Jakarta, Sabtu (21/2/2015).
Badrodin, lanjut Imam, harus mulai membenahi internal Polri, dan membangun citra Polri sebagai instuitusi yang bersih. Menurut Imam, langkah Polri yang menetapkan dua pimpinan KPK sebagai tersangka kasus yang berbeda telah menurunkan kepercayaan masyarakat kepada instuitusi Bhayangkara tersebut.
Apalagi, kasus yang ditersangkakan Polisi kepada Abraham Samad dan Bambang Widjojanto dianggap banyak pihak sebagai kasus yang diada-adakan. Abraham ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemalsuan dokumen, sedangkan Bambang menjadi tersangka dalam kasus dugaan menyuruh saksi menyampaikan keterangan palsu pada persidangan sengketa pilkada Kota Waringin Barat 2010.
"Proses penersangkakan yang makin lama makin lebar itu membuat mayoritas publik melihat ini kasus ecek-ecek dan frekuensinya begitu padat, sering, dalam waktu yang sangat cepat dan kasusnya kasus-kasus lama. Jangan-jangan nanti ada anggota KPK enggak pakai helm diungkit lagi. Oleh karena itu polisi kalau dalam legal formal bisa saja dia menang, bisa saja permainan itu dimenangkan formal tapi public trust (kepercayaan masyarakat) akan turun," papar Imam.
Kendati demikian, anggota tim independen ini mengatakan Polri harus mengusut kasus Abraham dan Bambang jika memang penetapan keduanya sebagai tersangka sudah melalui proses yang benar.
Imam juga menyambut baik sikap Badrodin yang menyatakan siap menambah penyidik KPK. Ia berpendapat keputusan Presiden Joko Widodo yang menunjuk tiga pelaksana tugas pimpinan KPK, Imam menilai langkah ini bisa menurunkan ketegangan antara KPK dengan Polri yang muncul setelah KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka.
Ketiga Plt pimpinan yang ditunjuk presiden tersebut adalah Taufiequrachman Ruki, Johan Budi, serta Indriyanto Seno Adjo. Ketiganya mengisi kekosongan pimpinan KPK setelah Abraham Samad dan Bambang Widjojanto dinonaktifkan, serta Busyro Muqoddas habis masa jabatannya.
Adapun Abraham dan Bambang dinonaktifkan Presiden setelah dijadikan Polri sebagai tersangka.
"Mudah-mudahan yang akan terjadi di Kepolisian adalah kristalisasi kemarahan. Nanti reaksi kemarahan tidak perlu melebar ke mana-mana karena nanti akan menimbulkan ketakutan yang meluas, orang dengan mudah bisa jadi tersangka," papar Imam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.