Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Budi Gunawan: Hasto Akan Tunjukkan Rekayasa KPK

Kompas.com - 10/02/2015, 14:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kuasa hukum Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Frederich Yunadi, mengatakan bahwa Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto akan menjadi saksi dalam sidang praperadilan Budi versus Komisi Pemberantasan Korupsi. Hasto akan diminta untuk mengungkap rekayasa yang dilakukan KPK dalam penetapan Budi sebagai tersangka.

"Saksi Hasto akan menunjukkan ada rekayasa KPK soal penetapan tersangka," ujar Frederich di sela skors sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/2/2015) siang.

Ia menyebutkan, pengungkapan rekayasa KPK atas penetapan Budi sebagai tersangka itu terkait dengan pertemuan Hasto dan Ketua KPK Abraham Samad pada 2014. Hasto menyebutkan bahwa pada pertemuan itu, Abraham sudah tahu bahwa dirinya tidak ditunjuk sebagai calon wakil presiden karena pengaruh Budi. (Baca: Hasto Akui Pertemuan Abraham dengan Para Petinggi Parpol Bahas Cawapres).

"Itu yang saksi (Hasto) alami dalam pertemuan itu dan apa yang dikatakan AS (Abraham Samad) di dalam pertemuan dan sebagainya," ujar Frederich.

Sebelumnya, Hasto mengungkapkan bahwa penetapan Budi sebagai tersangka tidak terlepas dari manuver politik Abraham Samad menjelang Pemilu Presiden 2014. Hasto menyebut Abraham mendekati PDI-P agar bisa menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. Namun, pada akhirnya PDI-P memilih Jusuf Kalla.

Setelah itu, kata Hasto, Abraham geram dan kecewa. Menurut Hasto, Abraham menuding Budi Gunawan yang menyebabkan kegagalannya menjadi cawapres.

Hasto adalah satu dari empat orang saksi fakta yang dihadirkan kuasa hukum Budi dalam sidang praperadilan, Selasa ini. Adapun saksi ahli dihadirkan pada sidang Rabu besok. Saksi ahli yang akan dihadirkan adalah pakar hukum pidana dan pakar hukum tata negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com