Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melayat Raja Abdullah, Wapres Jusuf Kalla Terbang ke Arab Saudi

Kompas.com - 23/01/2015, 14:43 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan terbang ke Arab Saudi pada Jumat (23/1/2015) malam. Kalla akan melayat Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz yang wafat pada Jumat dini hari waktu setempat.

"Nanti malam, Wapres mendapatkan tugas dari Presiden untuk melayat," kata Juru Bicara Kalla Husain Abdullah melalui pesan singkat.

Karena rencana layatan ini, Kalla menunda kunjungan kerjanya ke Sulawesi Selatan yang semula dijadwalkan pada 24 hingga 26 Januari 2015.

Diberitakan sebelumnya, televisi Pemerintah Saudi menyiarkan berita wafatnya raja berumur 90 tahun itu dan menyatakan bahwa Putra Mahkota Pangeran Salman bin Abdulaziz yang merupakan adik tiri Abdullah sebagai pengganti mendiang Abdullah yang memerintah sejak 2005. 

Abdullah sudah dirawat selama beberapa minggu terakhir di rumah sakit akibat infeksi paru-paru. Ia juga mengalami sejumlah gangguan kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Abdullah adalah putra ke-13 dari Raja Abdulaziz, pendiri Arab Saudi.

Sistem takhta Arab Saudi sendiri menganut pewarisan dari putra tertua hingga termuda Abdulaziz, tidak seperti sistem primogenitiur dari generasi satu ke generasi lainnya. Walau resmi naik takhta tahun 2005, Abdullah sendiri secara de facto sudah memerintah Saudi sejak pendahulunya, Raja Fahd, terkena stroke pada tahun 1995.

Media internasional seperti BBC dan CNN memuji Abdullah sebagai sosok reformis yang mengizinkan kritik terbatas terhadap pemerintah negeri minyak ini, memberi kesempatan kepada wanita untuk bekerja, serta melakukan reformasi pendidikan dan infrastruktur.

Abdullah dikenal sebagai sekutu dekat Amerika Serikat dalam memerangi gerakan teroris Al Qaeda dan ISIS.

Raja baru, Salman, merupakan mantan Gubernur Provinsi Riyadh dan Menteri Pertahanan. Ia telah menunjuk saudara termudanya, Pangeran Muqrin, yang menjabat sebagai Direktur Badan Intelijen Arab Saudi sebagai putra mahkota baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com