JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung dan serentak, Partai Golongan Karya masih mengalami dualisme kepemimpinan. Hal ini disebabkan adanya dua kepengurusan Partai Golkar, berdasarkan hasil Musyawarah Nasional IX di Bali dan Munas IX di Jakarta.
Partai Golkar berencana akan menggunakan kepengurusan Munas VIII Riau pada 2009 lalu, sesuai yang disarankan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
"Seperti Kemenkumhan kemarin mengatakan, yang dianggap sah adalah hasil Munas Riau. Jadi kalau keputusan Riau, ini masih berjalan seperti biasa," kata politisi Partai Golkar Rambe Kamarulzaman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/1/2014) siang.
Lagipula, lanjut Rambe, pengurus Golkar di daerah tidak pernah mengalami perpecahan. Perpecahan dan konflik internal, kata dia, hanya terjadi di tingkat pusat.
"Di daerah-daerah tidak ada ganda pengurus partai. Di daerah tidak pernah ada yang pecah," ujar Ketua Komisi II DPR ini.
"Intinya kita siap lah. Mana ada partai yang enggak siap. Nanti kan penjadwalan kita atur lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta, Zainuddin Amali mengatakan, kedua kubu akan berunding mengenai kepengurusan dalam waktu dekat. Perundingan mengenai kepengurusan bersama itu akan digelar di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi Jakarta Barat, Kamis (22/1/2015) siang besok. (Baca: Dua Kubu di Golkar Sepakat Bahas Kepengurusan Bersama)
Namun demikian, Zainuddin belum dapat memastikan apakah perundingan susunan kepengurusan itu akan juga membahas mengenai ketua umum yang dipilih bersama-sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.