Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial: Eksekusi Mati Tunjukkan Rendahnya Komitmen Jokowi terhadap HAM

Kompas.com - 16/01/2015, 12:41 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Imparsial menolak eksekusi mati yang akan dilakukan Kejaksaan Agung terhadap enam terpidana mati kasus narkoba. Menurut Imparsial, eksekusi mati ini menunjukkan rendahnya komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo terhadap hak asasi manusia.

"Jika ini benar-benar dilakukan, pemerintahan Jokowi memiliki komitmen rendah terhadap hak asasi manusia," ujar Direktur Imparsial Al Araf, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/1/2015).

Al Araf mengatakan, dalam program Nawa Cita yang digembor-gemborkan oleh Jokowi, terdapat poin yang menyatakan bahwa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla akan menghormati HAM. Dengan keputusan Kejaksaan Agung yang akan melakukan eksekusi terhadap enam terpidana mati, Al Araf menilai, Jokowi telah melanggar Nawa Cita.

Menurut dia, tidak ada korelasi antara hukuman mati terhadap narapidana narkoba dan penurunan angka peredaran narkoba di masyarakat. Al Araf mengatakan, seharusnya pemerintah melakukan langkah pencegahan, seperti menjaga wilayah-wilayah perbatasan dari praktik penyelundupan narkoba, mengawasi aparat-aparat penegak hukum agar tidak terlibat peredaran narkoba, dan meningkatkan fungsi intelijen. Selain itu, penyuluhan di sekolah-sekolah dan peran serta orangtua dan keluarga juga sangat penting dalam pencegahan peredaran narkoba, khususnya kepada generasi muda. Oleh karena itu, Imparsial akan tetap berada pada posisi menolak adanya hukuman mati terhadap terpidana kasus apa pun.

"Saya kira seharusnya hukuman seumur hidup," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, kejaksaan memastikan akan mengeksekusi enam terpidana mati kasus narkotika. Eksekusi akan dilakukan pada Minggu (18/1/2015), di dua tempat, yakni di Nusakambangan dan Boyolali. Kepastian itu disampaikan Jaksa Agung HM Prasetyo dalam jumpa pers di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (15/1/2014).

"Regu tembak, rohaniawan, dokter, sudah dipersiapkan," kata Prasetyo.

Prasetyo menjelaskan, dua orang terpidana yang ditahan di Lapas Tangerang sudah dibawa ke Nusakambangan. Keduanya kini ditahan bersama tiga terpidana mati lainnya yang ditahan di sana. Mereka berada di salah satu dari lima lapas di Nusakambangan. Salah satu dari lima terpidana mati itu adalah perempuan. Adapun satu terpidana mati lainnya sudah dibawa dari lapas di Semarang ke Lapas Boyolali. Terpidana perempuan itu akan dieksekusi di lapas di Boyolali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com